Jakarta (ANTARA) - China menduduki peringkat kedua secara global dengan total 301 perusahaan unicorn, atau rintisan (start-up) yang bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14,25 triliun pada 2021, menurut sebuah laporan baru yang dirilis oleh institut penelitian yang berbasis di Shanghai.

Dibandingkan setahun yang lalu, sebanyak 74 perusahaan unicorn baru China ditambahkan ke daftar itu, papar Indeks Unicorn Global 2021 yang dihimpun oleh Institut Penelitian Hurun.

Secara global, total 1.058 perusahaan unicorn masuk dalam daftar itu, atau naik 80 persen secara tahunan (yoy), tunjuk data tersebut.

Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dalam daftar itu dengan total 487 perusahaan unicorn, sementara India menyalip Inggris untuk menduduki peringkat ketiga dengan 54 perusahaan rintisan.

Raksasa teknologi China Bytedance, perusahaan induk platform video TikTok dan aplikasinya versi China yang dikenal sebagai Douyin, masuk sebagai perusahaan unicorn paling berharga di dunia, dengan nilai valuasinya melonjak menjadi 2,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.237) pada 2021.

Beijing menjadi rumah bagi 91 perusahaan unicorn pada 2021, kedua terbesar dalam hal jumlah perusahaan unicorn secara global, sementara Shanghai menempati peringkat keempat dengan 71 perusahaan unicorn. Sedangkan Shenzhen tetap berada di peringkat kelima dengan 32 perusahaan unicorn.