Sidoarjo (ANTARA News) - Ratusan korban lumpur Lapindo dari berbagai desa menggelar istigasah dalam memperingati lima tahun terjadinya semburan lumpur Lapindo yang terjadi sejak 29 Mei 2006.

Salah seorang panitia aksi Abdul Fatah, Minggu, mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk peringatan terhadap musibah semburan lumpur Lapindo yang sudah lima tahun.

"Setelah lima tahun menyembur, hingga saat ini semburan tersebut masih belum menunjukkan tanda-tanda akan terjadi penurunan semburan," katanya.

Ia mengemukakan, doa bersama itu digelar di depan pos pantau milik Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dengan mendirikan sebuah panggung.

"Di atas panggung ditampilkan berbagai kegiatan seperti istigasah dan juga penampilan dari anak -anak korban lumpur yang hingga saat ini proses ganti ruginya masih belum terselesaikan," katanya.

Dalam istigasah tersebut juga diwarnai dengan pemasangan berbagai macam poster yang berisi tentang tuntutan warga terutama terkait dengan proses ganti rugi yang hingga saat ini masih belum ada penyelesaian.

"Harapan kami supaya proses ganti rugi kepada warga ini segera diselesaikan supaya warga korban lumpur ini tidak menggantung akibat belum selesainya proses pembayaran ganti rugi," kataya.

Fatah mengatakan bahwa untuk korban, pembayaran ganti ruginya segera dilunasi dan untuk kelompok 45 RT supaya wilayahnya dimasukkan ke dalam perta terdampak dengan tujuan untuk mendapatkan ganti rugi seperti warga korban lumpur yang lain.

Aksi warga tersebut mendapat pengawalan ketat dari Polres Sidoarjo dan Brimob Polda Jatim. Aksi warga tidak mengganggu arus lalu yang terpantau masih ramai lancar.
(*)