Aminuddin Ma'ruf sebut muktamar ke-34 kukuhkan NU inklusif dan adaptif
25 Desember 2021 18:42 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri penutupan Muktamar Ke-34 NU, di UIN Raden Intan Lampung, Jumat (24/12/2021). Pada Muktamar Ke-34 NU itu terpilih Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU dan Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden yang juga merupakan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) Aminuddin Ma'ruf mengatakan Muktamar Ke-34 NU telah mengukuhkan NU sebagai organisasi terbuka, inklusif dan adaptif.
"Muktamar Ke-34 NU mengukuhkan NU sebagai organisasi yang terbuka, inklusif dan adaptif dengan segala perubahan. Islam dan demokrasi bisa beriringan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip keindonesiaan," kata Aminuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Aminuddin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jajaran PBNU 2015-2021 khususnya kepada Ketua Umum PBNU sebelumnya KH Said Aqil Siradj, atas pengabdian dan kesuksesannya memimpin NU selama dua periode.
Dia menilai duet saat ini antara Rois Aam PBNU KH Miftahul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf merepresentasikan supremasi ulama sepuh sebagai legitimasi ideologi dan moral dengan gerbong muda NU yang memiliki visi dan pandangan yang lebih mengikuti perkembangan dengan tantangan-tantangan di tengah perubahan tatanan masyarakat dunia yang terus berubah cepat.
"Duet Kiai Miftah bersama Gus Yahya memunculkan ekspektasi tinggi tidak hanya dari Nahdliyin, tapi juga rakyat Indonesia," katanya lagi.
Dia mengatakan setidaknya ada tiga isu besar yang harus menjadi program utama PBNU ke depan, pertama persoalan penyiapan sumber daya manusia anak muda NU menjelang satu abad Indonesia 2045.
Kedua, pengarusutamaan gerakan kebangkitan ekonomi baik jamiyyah maupun jamaah NU. Ketiga, berkaitan tentang dakwah Islam ahlu sunnah wal jamaah yang mempunyai tantangan berat di komunitas profesional kelas ekonomi menengah, anak muda, dan wilayah perkotaan.
Baca juga: Pengamat: Gus Yahya diharapkan jaga NU dari politik praktis
Baca juga: Wapres: NU organisasi berpengalaman dapat menghadapi situasi genting
"Muktamar Ke-34 NU mengukuhkan NU sebagai organisasi yang terbuka, inklusif dan adaptif dengan segala perubahan. Islam dan demokrasi bisa beriringan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip keindonesiaan," kata Aminuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Aminuddin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jajaran PBNU 2015-2021 khususnya kepada Ketua Umum PBNU sebelumnya KH Said Aqil Siradj, atas pengabdian dan kesuksesannya memimpin NU selama dua periode.
Dia menilai duet saat ini antara Rois Aam PBNU KH Miftahul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf merepresentasikan supremasi ulama sepuh sebagai legitimasi ideologi dan moral dengan gerbong muda NU yang memiliki visi dan pandangan yang lebih mengikuti perkembangan dengan tantangan-tantangan di tengah perubahan tatanan masyarakat dunia yang terus berubah cepat.
"Duet Kiai Miftah bersama Gus Yahya memunculkan ekspektasi tinggi tidak hanya dari Nahdliyin, tapi juga rakyat Indonesia," katanya lagi.
Dia mengatakan setidaknya ada tiga isu besar yang harus menjadi program utama PBNU ke depan, pertama persoalan penyiapan sumber daya manusia anak muda NU menjelang satu abad Indonesia 2045.
Kedua, pengarusutamaan gerakan kebangkitan ekonomi baik jamiyyah maupun jamaah NU. Ketiga, berkaitan tentang dakwah Islam ahlu sunnah wal jamaah yang mempunyai tantangan berat di komunitas profesional kelas ekonomi menengah, anak muda, dan wilayah perkotaan.
Baca juga: Pengamat: Gus Yahya diharapkan jaga NU dari politik praktis
Baca juga: Wapres: NU organisasi berpengalaman dapat menghadapi situasi genting
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: