Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi meminta kepada semua pihak untuk lebih disiplin dalam penggunaan Aplikasi PeduliLindungi di setiap tempat publik yang dikunjungi.

“Untuk perkembangan scan QR code PeduliLindungi, dapat kami sampaikan bahwa disiplin penggunaan PeduliLindungi harus terus ditingkatkan,” kata Nadia dalam Siaran Pers PPKM yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh pihaknya, sampai saat ini PeduliLindungi telah diimplementasikan di 56.306 outlet dengan 13.457.013 total pengguna tersebar di seluruh Indonesia.

Baca juga: Sebelas kasus baru Omicron importasi dari empat negara

Selama perjalanannya, aplikasi tersebut telah mencatat kehadiran setiap individu yang berkunjung ke suatu tempat publik. Dengan rincian sebanyak 59.750.772 juta orang diperbolehkan masuk dengan kriteria sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap.

Kemudian sebanyak 4.574.255 juta orang juga sudah diverifikasi oleh petugas, dengan kriteria baru mendapatkan vaksin dosis pertama.

Walaupun banyak orang sudah terverifikasi memenuhi syarat dengan vaksinasi, namun tercatat pula sebanyak 231.568 ribu orang tidak diperbolehkan masuk akibat tak memenuhi syarat dan 6.212 ribu orang dinyatakan positif COVID-19 dan telah melakukan kontak erat.

Dengan banyaknya jumlah orang yang dinyatakan positif tetap berkeliaran di tempat publik, Nadia mengimbau kepada semua pihak untuk memastikan menggunakan aplikasi tersebut untuk mempermudah pelacakan kontak erat pada saat pergi ke suatu tempat.

Demikian dengan pengelola tempat publik. Dia mengimbau pengelola untuk melakukan pengawasan yang ketat selama jam operasional berlangsung dengan menerapkan Aplikasi PeduliLindungi, mencegah terjadinya kerumunan maupun pelanggaran protokol kesehatan yang berpotensi membuka peluang penularan virus SARS-CoV-2 lebih meluas.

“Jalankan protokol kesehatan. Hidup disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan serta tetap produktif bersama tentunya. Indonesia sehat Indonesia tangguh,” kata dia.

Baca juga: Kemenkes sebut terdapat 10 provinsi alami tren kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Sidak Bupati Aceh Timur temukan sejumlah nakes belum divaksin
Baca juga: Capaian vaksinasi remaja di Batam tembus 100 persen sasaran