Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyebutkan sebanyak 110 negara di dunia melaporkan telah mendeteksi adanya temuan kasus Omicron di wilayahnya per 23 Desember 2021.

“WHO melaporkan per 23 Desember 2021, sudah ada 110 negara yang melaporkan telah mendeteksi adanya kasus Omicron,” kata Nadia dalam konferensi pers tentang PPKM secara daring diikuti di Jakarta, Jumat.

Nadia menuturkan kasus-kasus Omicron tersebut diperoleh baik dari para pelaku perjalanan maupun penularan yang terjadi di suatu komunitas. Artinya, penularan sudah mulai berkembang di dalam masyarakat.

Baca juga: Pakar: Pengendalian COVID-19 harus tepat sasaran dan mudah dipahami

Adanya penularan tersebut diyakini karena varian Omicron, memiliki tingkat penularan yang tiga kali lebih cepat serta memiliki gejala penularan yang lebih ringan dibandingkan dengan varian Delta.

Akibatnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa risiko untuk semua negara tertular Omicron masih dikategorikan sangat tinggi. Meskipun hingga kini varian Delta masih 96 persen mendominasi terjadinya kasus penularan di dunia.

“Kita melihat data dari Gauteng, Afrika Selatan. Memperlihatkan karena sifat Omicron yang cepat menular, sehingga jumlah kasus yang akan tertular akan meningkat dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat,” kata Nadia.

Baca juga: Kemkes: Omicron tingkatkan risiko transmisi COVID-19 di rumah tangga

Beberapa literatur dari Inggris juga menunjukkan Omicron dapat menurunkan kekebalan tubuh yang telah dibentuk juga meningkatkan kasus reinfeksi COVID-19.

Menurut Nadia, negara seperti Inggris, Belanda dan Amerika Serikat pun sudah mulai menunjukkan adanya pola peningkatan kasus akibat varian Omicron.

Peningkatan kasus ini memperlihatkan, apabila tren kasus mendekati puncak maka akan diikuti dengan tren perawatan rumah sakit serta kematian.

Oleh sebab itu, dia mengajak semua harus tetap waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah dan mengendalikan varian Omicron supaya tidak lebih menular di masyarakat.

Baca juga: Kemkes: Omicron bisa menular kepada orang yang sudah divaksin

Penerapan protokol kesehatan itu seperti melakukan suntik vaksin hingga mendapatkan dosis lengkap, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, mengurangi mobitas, serta melakukan tes pemeriksaan kesehatan seperti melalui tes usap.

“Gelombang ketiga, keempat, kelima terjadi di banyak negara. kita sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak menyebar dan meluas di masyarakat. Oleh karena itu, semua harus ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian ini,” tegas Nadia.

Baca juga: Kemkes: Prokes, 3T dan vaksinasi tetap jadi kunci lawan varian Omicron

Baca juga: Satgas: Pintu masuk laut dan darat mendominasi angka "positivity rate"