Thailand laporkan klaster Omicron pertama
24 Desember 2021 16:01 WIB
Arsip foto - Seorang wanita mengunjungi 'Form of Feeling @ Flower Market' sementara pemerintah Thailand melarang masuk delapan negara Afrika akibat wabah virus corona varian Omicron, di Bangkok, Thailand, Selasa (30/11/2021). ANTARA/REUTERS/Chalinee Thirasupa/AWW/djo.
Bangkok (ANTARA) - Pemerintah Thailand pada Jumat melaporkan klaster domestik COVID-19 Omicron pertama di Provinsi Kalasin, demikian menurut pejabat setempat.
"Dari klaster Kalasin, terdapat 21 infeksi baru," kata juru bicara Satgas COVID-19 Apisamai Srirangsan.
Infeksi itu berasal dari pasangan yang bepergian ke Belgia melalui skema Test & Go, yakni pelonggaran karantina bagi pendatang penerima vaksin, katanya.
Keduanya negatif COVID-19 sebelum bepergian dan begitu tiba di Thailand pada awal Desember.
"Pada 15 Desember mereka mulai mengalami gejala dan terbukti positif. Mereka kemudian dikonfirmasi terinfeksi varian Omicron," katanya.
Pengumuman itu muncul saat ibu kota negara Bangkok membatalkan perayaan Tahun Baru yang disponsori oleh pemerintah, termasuk doa tengah malam bersama.
Pesta kembang api dan pergantian tahun yang diadakan di mal-mal masih akan berlangsung dan setiap pengunjung diharuskan menunjukkan sertifikat vaksinasi dan hasil antigen.
Kementerian kesehatan sebelumnya mengatakan akan memberikan dosis booster keempat kepada petugas kesehatan.
Sejauh ini Thailand mencatat 205 kasus Omicron, mayoritas pada pendatang asing. Dari jumlah itu, sebanyak 25 orang terinfeksi Omicron dari orang-orang yang tiba dari luar negeri.
Klaster lainnya di wilayah selatan masih dalam penyelidikan, kata pejabat kesehatan senior Supakit Sirilak saat jumpa pers secara terpisah.
Thailand melaporkan total 2,2 juta kasus dan 21.528 kematian COVID-19 sejak awal pandemi.
Sekitaer 62 persen dari sekitar 72 juta orang yang tinggal di negara tersebut sudah menerima dua dosis vaksin COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand laporkan kasus lokal pertama Omicron
Baca juga: Thailand larang masuk pelancong dari delapan negara Afrika
Baca juga: Thailand kembali wajibkan karantina COVID
"Dari klaster Kalasin, terdapat 21 infeksi baru," kata juru bicara Satgas COVID-19 Apisamai Srirangsan.
Infeksi itu berasal dari pasangan yang bepergian ke Belgia melalui skema Test & Go, yakni pelonggaran karantina bagi pendatang penerima vaksin, katanya.
Keduanya negatif COVID-19 sebelum bepergian dan begitu tiba di Thailand pada awal Desember.
"Pada 15 Desember mereka mulai mengalami gejala dan terbukti positif. Mereka kemudian dikonfirmasi terinfeksi varian Omicron," katanya.
Pengumuman itu muncul saat ibu kota negara Bangkok membatalkan perayaan Tahun Baru yang disponsori oleh pemerintah, termasuk doa tengah malam bersama.
Pesta kembang api dan pergantian tahun yang diadakan di mal-mal masih akan berlangsung dan setiap pengunjung diharuskan menunjukkan sertifikat vaksinasi dan hasil antigen.
Kementerian kesehatan sebelumnya mengatakan akan memberikan dosis booster keempat kepada petugas kesehatan.
Sejauh ini Thailand mencatat 205 kasus Omicron, mayoritas pada pendatang asing. Dari jumlah itu, sebanyak 25 orang terinfeksi Omicron dari orang-orang yang tiba dari luar negeri.
Klaster lainnya di wilayah selatan masih dalam penyelidikan, kata pejabat kesehatan senior Supakit Sirilak saat jumpa pers secara terpisah.
Thailand melaporkan total 2,2 juta kasus dan 21.528 kematian COVID-19 sejak awal pandemi.
Sekitaer 62 persen dari sekitar 72 juta orang yang tinggal di negara tersebut sudah menerima dua dosis vaksin COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand laporkan kasus lokal pertama Omicron
Baca juga: Thailand larang masuk pelancong dari delapan negara Afrika
Baca juga: Thailand kembali wajibkan karantina COVID
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: