Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah akan tetap menguat hingga akhir 2011 meski penguatannya tidak akan sebesar pada bulan-bulan awal.

"Pelemahannya belakangan ini disebabkan banyak hal. Bisa karena gonjang-ganjing ekonomi Eropa atau regional. Jadi jangan terlalu terpengaruh kejadian 1 - 2 hari. Tendensi rupiah masih menguat walau tidak sekuat bulan-bulan lalu," kata Darmin di Jakarta, Jumat.

Darmin juga mengatakan penguatan rupiah mendorong peningkatan cadangan devisa, yang sampai 20 Mei tercatat sebesar 116,5 miliar dolar AS.

Mengenai kekhawatiran pelarian modal yang bisa melemahkan rupiah, Darmin mengatakan, hal itu bisa terjadi di negara manapun, tergantung pada kondisi perekonomian dunia sehingga perlu penguatan internal ekonomi negara itu.

"Tidak usah terlalu risau dengan pembalikan modal, kami sudah menyiapkan diri untuk mencegah dampak pelarian modal," katanya.

Nilai tukar rupiah pada pekan ini berada pada kisaran Rp8.561 - Rp8.584 per dolar AS atau tetap dalam alur menguat sejak dua tahun lalu.

BI sebelumnya menyampaikan bahwa sejalan dengan masih kuatnya aliran masuk modal asing, nilai tukar rupiah cenderung menguat pada April 2011. Selama April 2011, nilai tukar rupiah menguat sebesar 1,68 persaen (ptp) menjadi Rp8.564 per dolar AS dengan volatilitas yang tetap terjaga.

Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah tersebut tidak terlepas dari persepsi positif investor terhadap solidnya fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia memandang bahwa pergerakan nilai tukar rupiah tersebut masih sejalan dengan upaya Bank Indonesia meredam tekanan inflasi dan sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Sejauh ini apresiasi nilai tukar rupiah dipandang tidak berdampak negatif terhadap daya saing produk domestik sehingga kinerja ekspor diperkirakan akan tetap kuat.
(D012/N002)

(ANTARA)