Jayapura (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia Papua Naek Tigor Sinaga mengatakan biaya pendistribusian uang di Papua mencapai Rp7-10 miliar.

Mahalnya biaya pengiriman uang di Papua karena berbagai faktor di antaranya harus menyewa pesawat yang biayanya sekitar Rp50 juta per jam penerbangan.

"Biaya pesawat cukup tinggi termasuk biaya cargo yang harganya mencapai Rp45.000-Rp60.000/Kg, dan sekali kirim uang sebanyak 1 ton," kata Sinaga menjawab pertanyaan Antara di Jayapura, Kamis.

Dijelaskan, saat ini ada tujuh kas titipan yang menjadi tempat penitipan uang yang nantinya diedarkan dan digunakan di sekitar wilayah itu.

Tujuh kas titipan itu berada di Merauke, Timika, Serui, Biak Nabire, Sorong dan Wamena, kata Sinaga seraya menambahkan, selain melalui kas titipan juga, BI juga melakukan program penukaran uang melalui kas keliling.

Ditanya tentang kesiapan dalam Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Naek Sinaga menyatakan, BI menyiapkan uang sebanyak Rp5,7 triliun dan diperkirakan akan terserap sekitar Rp4,4 triliun dengan pecahan uang yang disiapkan terbanyak adalah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000.

Uang yang disiapkan itu sekitar Rp4,33 triliun adalah uang pecahan besar karena masyarakat di Papua, khususnya di kawasan pegunungan tengah lebih memilih pecahan uang besar dibanding pecahan uang kecil seperti pecahan Rp20.000 dan Rp10.000.

Jumlah uang yang disiapkan itu lebih banyak dibanding periode yang sama pada 2020, kata Naek Sinaga.

Baca juga: Sambut Natal, BI Papua Barat siapkan Rp1,47 triliun uang layak edar

Baca juga: BI pastikan pertumbuhan ekonomi Papua Barat 2021 membaik

Baca juga: Raja Ampat dan BI launching pembayaran digital 11 destinasi wisata