KLHK soroti potensi pemanfaatan sampah plastik dan kertas di Indonesia
22 Desember 2021 13:10 WIB
Tangkapan layar Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021, Jakarta, Rabu (22/12/2021) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan masih terdapat potensi yang besar pemanfaatan sampah plastik dan kertas dalam negeri untuk mendukung industri daur domestik.
"Timbulan sampah plastik dan kertas dalam negeri 19,66 juta ton per tahun, ini data kami Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)," kata Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vivien dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021, diikuti virtual dari Jakarta pada Rabu.
Vivien menjelaskan dari 19,66 juta ton sampah plastik dan kertas itu, pemanfaatan dan penggunaannya untuk daur ulang masih rendah yaitu 46 persen dari total sampah yang ditimbulkan.
Hal itu terjadi karena belum dilakukan pemilahan yang baik dengan masih banyak berbagai jenis sampah tercampur menjadi satu. Padahal kebutuhan sampah kertas dan plastik untuk industri daur ulang domestik cukup tinggi yaitu sekitar 7,6 juta ton per tahun.
Baca juga: Pentingnya bijak sampah plastik sejak dini
Baca juga: Peta jalan pengurangan sampah dari 31 produsen diterima KLHK
Sisa kebutuhan untuk bahan baku kertas dan plastik itu akhirnya diimpor dari luar negeri, dengan data Kementerian Perindustrian pada 2019 dilakukan impor sebanyak. 3,43 juta ton per tahun.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan sampah untuk mendukung industri di Tanah Air dan mewujudkan ekonomi sirkular, sebuah model ekonomi yang memanfaatkan sumber daya selama mungkin.
salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen demi untuk mengurangi sampah oleh produsen sebesar 30 persen pada 2029.
Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan pemilihan dari hulu, salah satunya di rumah tangga. KLHK telah mengeluarkan edaran kepada pemerintah daerah untuk mendorong pemilahan sampah di rumah-rumah yang kemudian dibawa ke bank sampah.
"Dari bank sampah kemudian dibeli sampah dari masyarakat, dipilah dan dikelompokkan dan kemudian industri daur ulang akan menerima dan membeli sampah dari bank sampah. Inilah nilai sirkular ekonomi," tegas Vivien.
Baca juga: Bappenas: 75 persen investor tertarik investasi di industri hijau
Baca juga: Menteri LHK dorong bank sampah jalankan fungsi edukasi
"Timbulan sampah plastik dan kertas dalam negeri 19,66 juta ton per tahun, ini data kami Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)," kata Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vivien dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021, diikuti virtual dari Jakarta pada Rabu.
Vivien menjelaskan dari 19,66 juta ton sampah plastik dan kertas itu, pemanfaatan dan penggunaannya untuk daur ulang masih rendah yaitu 46 persen dari total sampah yang ditimbulkan.
Hal itu terjadi karena belum dilakukan pemilahan yang baik dengan masih banyak berbagai jenis sampah tercampur menjadi satu. Padahal kebutuhan sampah kertas dan plastik untuk industri daur ulang domestik cukup tinggi yaitu sekitar 7,6 juta ton per tahun.
Baca juga: Pentingnya bijak sampah plastik sejak dini
Baca juga: Peta jalan pengurangan sampah dari 31 produsen diterima KLHK
Sisa kebutuhan untuk bahan baku kertas dan plastik itu akhirnya diimpor dari luar negeri, dengan data Kementerian Perindustrian pada 2019 dilakukan impor sebanyak. 3,43 juta ton per tahun.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan sampah untuk mendukung industri di Tanah Air dan mewujudkan ekonomi sirkular, sebuah model ekonomi yang memanfaatkan sumber daya selama mungkin.
salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen demi untuk mengurangi sampah oleh produsen sebesar 30 persen pada 2029.
Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan pemilihan dari hulu, salah satunya di rumah tangga. KLHK telah mengeluarkan edaran kepada pemerintah daerah untuk mendorong pemilahan sampah di rumah-rumah yang kemudian dibawa ke bank sampah.
"Dari bank sampah kemudian dibeli sampah dari masyarakat, dipilah dan dikelompokkan dan kemudian industri daur ulang akan menerima dan membeli sampah dari bank sampah. Inilah nilai sirkular ekonomi," tegas Vivien.
Baca juga: Bappenas: 75 persen investor tertarik investasi di industri hijau
Baca juga: Menteri LHK dorong bank sampah jalankan fungsi edukasi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: