Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para kader Nahdlatul Ulama (NU) untuk bersiap diri menghadapi pesatnya kemajuan teknologi yang dapat mengubah kegiatan sehari-hari.

Presiden Jokowi saat membuka Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama, Lampung Tengah, Lampung, Rabu, mengatakan NU memiliki para ahli, seperti dokter, ahli teknologi, dan para santri yang dapat berperan dalam kemajuan teknologi dan digitalisasi di Indonesia. Presiden mengajak NU untuk membuat segala aspek teknologi dan digitalisasi memberikan maslahat bagi masyarakat Indonesia dan dunia.

"Karena apa pun ke depan yang namanya teknologi harus mau tidak mau, kita harus masuk ke sana. karena kita ingin teknologi ini maslahat bagi umat, masyarakat. Jangan sampai malah membuat hal-hal negatif, merusak bagi rakyat kita,” kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi mengapresiasi NU karena ajak masyarakat ikut vaksinasi

Presiden menceritakan dirinya pada suatu hari pernah bermain tenis meja secara digital dengan pendiri Facebook, Mark Zuckenberg.

“Tapi tidak ada bola pingpong dan meja pingpong, pakai kaca mata oculus, main pingpong bersama-sama 100 persen, 'tak tok tak tok', keringetan juga dan dia membisikkan kepada saya, ‘Presiden Jokowi ini baru awal nantinya akan muncul yang namanya 'metaverse', restoran wisata, dan mal virtual,” kata Presiden.

Karena itu, Presiden mengajak NU untuk bersiap dalam mengantisipasi era digitalisasi yang semakin merambah ke segala aspek kehidupan sehari-hari.

Presiden menyebutkan ke depannya terdapat kemungkinan kegiatan dakwah dan pengajian dilakukan virtual.

Baca juga: Presiden Jokowi ajak pemuda NU ciptakan kesejahteraan buat semua
Baca juga: Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Muktamar Ke-34 NU


“Metaverse akan mengubah. Saya tidak tahu apakah karena pandemi, dipercepat 5 atau 10 tahun tapi pasti datang. Oleh karena itu kita semua harus siap,” kata dia.

Adapun metaverse dapat digambarkan sebagai dunia virtual yang bisa dikunjungi oleh orang-orang melalui perangkat teknologi.

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia saat ini telah menjadi Presidensi G-20, sebuah forum global penyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. Sebagai pemegang Keketuaan G-20, Indonesia ingin memengaruhi kebijakan-kebijakan dunia mengenai digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau.

“Indonesia memimpin Keketuaan G-20, ingin memengaruhi kebijakan-kebijakan dunia kepada negara-negara berkembang, negara kecil, dan negara-negara kepulauan dalam segala hal, utamanya dalam digitalisasi, perubahan iklim dan ekonomi hijau,” kata Presiden.