Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Angelina Sondakh menyatakan bangga atas keberhasilan empat pemuda Indonesia menancapkan bendera Merah Putih di Puncak Gunung Everest, yang menurutnya bisa menjadi pembangkit spirit generasi muda bangsa.

Tiga pendaki Indonesia, Broery Andrew (22 tahun), Janathan Ginting (22), Sofyan Arief Fesa (28), dan Xaverius Frans (24), mampu mencapai pucuk tertinggi bumi, Gunung Everest, dan mengibarkan bendera Merah Putih di Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu.

"Ini merupakan salah satu bukti kebangkitan bangsa ini," kata Angie di Jakarta, Selasa.

Gunung Everest yang berada di perbatasan Nepal dan Tibet, merupakan gunung tertinggi di dunia dengan tinggi 8.850 meter dari permukaan laut.

Angelina mengatakan, berbagai kejadian maupun kondisi buruk dan merugikan nama Indonesia belakangan, dapat semakin terhapus oleh kegigihan empat pemuda pendaki dalam agenda `Indonesia Seven Summits Expedition` yang tergabung dalam `Mahitala` Universitas Katolik Parahiyangan.

"Hal ini juga membuktikan, sesungguhnya bangsa kita mampu bangkit dari keterpurukan selama ini melalui aksi para pemuda," ujar mantan Putri Indonesia ini.

Ia menambahkan, sebelumnya, kelompok pendaki ini telah mengibarkan Merah Putih di lima puncak tertinggi bumi yaitu Cartensz Pyramid (Indonesia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Rusia), Vinson (Antartika), dan Aconcagua (Argentina).

"Mereka diharapkan bisa juga menjejak puncak `Denali` (Amerika Serikat), sehingga mereka akan menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai tujuh puncak di tujuh benua," tandasnya.

Aksi para pemuda pendaki tersebut, menurutnya misi mulia, berharga dan bertaraf internasional, sehingga patut didukung serta diberi penghargaan khusus.

Potensi Besar

Angelina Sondakh mengatakan bahwa peran pemuda dalam kebangkitan nasional sangatlah besar karena potensi yang mereka miliki juga besar.

"Bagi saya, masing-masing pemuda Indonesia memiliki kelebihan yang dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan keinginan meraih kesuksesan dalam berbagai hal," katanya.

Energi pemuda itu, menurutnya, lebih kuat dan dapat dioptimalkan untuk menghasilkan sesuatu yang nyata dan berharga bagi Indonesia.

Karena itu, lanjutnya, tugas para orang tua, Pemerintah, institusi pendidikan dan masyarakat sekitar menjadi penting dalam peranan membangkitkan semangat para pemuda Indonesia.

"Saya yakin pemuda-pemuda yang berhasil dan bersemangat dalam menjalani hidup adalah yang telah memahami arti penting kebangkitan," ujarnya.

Artinya, demikian Angelina Sondakh, mereka ini telah menyadari kontribusi peran pendukung di sekitarnya serta mampu menyerap berbagai hal positif di lingkungannya itu, untuk meraih cita-cita mulia bagi bangsanya.

Namun ia juga menyadari, selama ini urgensi kebangkitan nasional kurang diimbangi dengan semangat kita untuk bangkit secara serentak.

Sebab ia melihat, masih banyak hanya `bangun` dalam menyikapi berbagai kondisi dan permasalahan di tanah air.

Namun, menurutnya, bukan berarti tertutup celah bagi kita untuk melihat makna kebangkitan dan segera bangkit mewujudkannya.

"Kebangunan yang selama ini relatif lebih banyak kita alami, harus segera dialihkan menjadi kebangkitan sesungguhnya dalam berbagai hal sesuai kemampuan kita masing-masing," kata Angelina Sondakh.

(M036/A041)