Jakarta (ANTARA) - BlackBerry, perusahaan teknologi asal Kanada yang dikenal dengan layanan Blackberry Messenger (BBM) serta ciri khas ponsel keypad QWERTY, kini mendapatkan pertumbuhan yang positif.

Pencapaian itu muncul beberapa tahun setelah perusahaan itu mundur dari pasar ponsel pintar karena tak mampu menyaingi Android dan iPhone pada 2015.

Mengutip Reuters, Rabu, Blackberry kini ternyata menunjukan pertumbuhan perusahaan yang positif. Sejak berfokus pada pengembangan software dan pengamanan siber, BlackBerry nampaknya bangkit dan mulai menguat.

Baca juga: Android Go 12 tingkatkan performa ponsel "entry level" lebih maksimal

Pendapatan BlackBerry di November 2021 tercatat mencapai 184 juta dolar AS atau setara Rp2,6 miliar jumlah tersebut berhasil mengalahkan ekspektasi analis sebesar 177,25 juta dolar.

Tetap bertumbuhnya BlackBerry di tengah pandemi ditenggarai karena semakin banyak bisnis serta organisasi pemerintah yang bermigrasi pada teknologi cloud yang memungkinkan pekerjaan dari jarak jauh bisa terlaksana dengan baik selama COVID-19 melanda secara global.

Fokus keamanan siber pun terasa sangat tepat karena kini dunia secara global tengah berfokus mengembangkan lebih banyak produk Internet of Things (IoT).

CEO BlackBerry John Chen menyebutkan BlackBerry berharap masalah rantai pasokan otomotif dapat selesai di kuartal keempat 2021 sehingga dapat mendorong permintaan perangkat lunak untuk mobil bernama QNX.

Perangkat lunak itu digunakan oleh beberapa perusahaan otomotif kenamaan seperti Volkswagen, BMW, dan Ford.

Baca juga: BlackBerry muncul lagi, siap luncurkan ponsel 5G

Baca juga: BlackBerry kembali, rilis ponsel QWERTY 5G untuk 2021

Baca juga: Denso-BlackBerry bikin kokpit digital, Subaru pelanggan pertamanya