Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Permata Tbk (BNLI) berencana menerbitkan obligasi subordinasi II (sub debt) pada 2011 sebesar Rp1 triliun.

"Obligasi ini berjangka waktu tujuh tahun dengan modal awal Rp1 triliun. Namun demikian, suatu saat dapat saja kami tingkatkan jumlahnya tergantung dari permintaan investor," ujar Direktur Utama BNLI, Herwidayatmo saat paparan publik di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, dana hasil penerbitan obligasi subordinasi itu diproyeksikan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI), dan akan digunakan sepenuhnya untuk ekspansi kredit.

Dengan harga sebesar 100 persen dari jumlah pokoknya, ia memaparkan, obligasi kali ini memberi indikasi kupon dengan rentang 10,25 persen sampai 11,25 persen dengan pembayaran tiap tiga bulan sekali.

Ia menambahkan, obligasi ini memiliki tingkat suku bunga tetap hingga jatuh temponya berakhir, obligasi ini diharapkan dapat memberi peluang investasi menguntungkan bagi para investor.

Ia mengatakan, penetapan final kupon tersebut sendiri bakal ditentukan setelah selesainya proses pembentukan harga (book building).

Proses penerbitan obligasi sendiri, lanjut dia, terdiri atas book building akan dilakukan pada 24 Mei sampai 6 Juni 2011, sementara penawaran umum pada 16-22 Juni 2011. Dilanjutkan masa penjatahan pada 24 Juni 2011 dan pembayaran dari investor kepada penjamin emisi pada 27 Juni 2011.

"Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Juni 2011," ujarnya.

Sementara perusahaan menunjuk PT Standard Chartered Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT NISP Sekuritas sebagai penjamin emisi bersama bagi penawaran obligasi. Sedangkan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai wali amanat.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perbankan Ritel Bank Permata, Lauren Sulistiawati menambahkan, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 20 persen pada sektor konsumer, komersial, dan korporasi atau sekitar Rp63,36 triliun di 2011, dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp52,8 triliun.

"Kredit tersebar merata. BI (Bank Indonesia) juga meminta pertumbuhan 20 persen, kita akan capai itu meski tahun lalu kita bisa mencapai pertumbuhan 27 persen," kata dia.

Tercatat, sepanjang triwulan pertama 2011, kredit perseroan telah mencapai Rp54,7 triliun atau naik 33 persen dari periode yang sama 2010 yang sebesar Rp40,6 triliun.

Dengan target kredit itu, lanjut dia, pihaknya berharap rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dapat terjaga pada level 14 persen.

"CAR kita hingga triwulan pertama 14,1 persen, kita jaga pada level itu hingga akhir tahun," katanya.

Ia menambahkan, level CAR juga telah memperhitungkan penambahan modal baru dari penerbitan obligasi "subdebt" Rp1 triliun, yang mulai ditawarkan pada 16-22 Juni 2011.

(ANTARA)