Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi naik 10 poin menjadi Rp8.562 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.572, karena pelaku menjual dolar untuk mencari untung.

Aksi lepas dolar oleh pelaku pasar relatif kecil, sehingga kenaikan rupiah juga belum begitu besar, kata Analis PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, Selasa.

Irfan Kurniawan mengatakan, pelaku pasar sebenarnya masih ragu-ragu untuk melepas dolar, karena saham-saham di Wall Street cenderung melemah.

Melemahnya saham-saham di New York itu, akibat kekhawatiran para pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi global.

Krisis utang Eropa yang berlarut-larut dan krisis di Jepang dimana dalam dua kuartal pertumbuhan ekonominya melemah, serta data ekonomi AS yang juga memburuk, tuturnya.

Menurut dia, kenaikan rupiah itu terpicu oleh aksi lepas dolar oleh pelaku, dan sentimen positif dari internal yang masih tetap membaik.

Apalagi Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa deflasi Mei 2011 masih bisa terjadi, katanya.

Namun, lanjut dia, rupiah bisa juga mengalami koreksi pada Selasa siang, karena faktor positif yang mendukungnya kurang kuat, apalagi pasar global melemah.

Pelaku pasar , menurut dia juga masih khawatir dengan data manufaktur China yang melemah yang menunjukkan bahwa ekonomi Asia mulai melambat.

China memang menginginkan pelemahan itu, dalam upaya mengerem pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi yang dinilai kurang menguntungkan, karena akan menimbulkan inflasi tinggi, ucapnya.
(*)