Jakarta (ANTARA) - Toyota Indonesia menyebut industri otomotif nasional memasuki masa pemulihan setelah dampak pandemi COVID-19 dan berharap tahun depan pasar lebih bergairah lagi dengan dukungan insentif penghapusan PPnBM dari pemerintah.

“Tahun ini pasar memang cukup naik dibandingkan 2020. Pada Januari-November 2021 penjualan secara whole sales sudah mendekati angka 800 ribu unit,” kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, pada temu media secara daring, di Jakarta, Selasa (21/12).

Ia mengatakan dengan penjualan mobil secara nasional pada Januari-November 2021 yang mencapai sekitar 799 ribu unit maka terjadi kenaikan sekitar 66,5 persen dibanding tahun lalu.

Sedangkan penjualan Toyota di Indonesia juga melonjak 84,5 persen pada Januari-November 2021 menjadi 263 ribu unit dengan pangsa pasar 33 persen.

Baca juga: GJAW jadi momentum dorongan baru industri otomotif nasional

“Kontribusi penjualan terbesar pastinya dari Avanza, Rush, Innova, dan Raize model LCGC baru Toyota yang sudah bisa diterima pasar Indonesia,” kata Anton.

Ia memperkirakan penjualan mobil secara nasional untuk semua merek di Indonesia bakal mencapai di atas 850 ribu unit sampai akhir tahun ini.

“Dengan capaian itu, mudah-mudahan tahun depan dengan kondisi ekonomi dan pandemi yang sudah lebih stabil, kami harapkan pasar mobil di Indonesia bisa di atas 900 ribuan unit,” katanya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menilai tahun ini industri otomotif di Tanah Air sudah memasuki fase recovery atau pemulihan.

Ia menyebut tahun ini pasar mobil domestic telah mencapai 88 persen dan ekspor telah mencapai 89 persen dibanding sebelum pandemi tahun 2019.

“Ekspor mencapai 189 ribu unit. Domestik dan ekspor hamper sama, mendekati 90 persen,” katanya.

Padahal pada 2020, lanjut dia, pasar domestik hanya mencapai 50 persen dibanding tahun 2019 dan ekspor hanya 70 persen dibanding sebelum pandemi 2019.

“Tahun ini hampir sama ekspor dan domestik, akibat adanya insentif PPnBM yang diberikan pemerintah,” katanya.

Oleh karena itu ia mengapresiasi rencana pemerintah melalui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang berencana mempermanenkan penghapusan PPnBM otomotif dengan syarat antara lain local purcase atau kandungan lokal mencapai 80 persen.

“Apalagi local purchase kita sudah hampir rata-rata mendekati 80 persen, bahkan beberapa model sudah di atas 80 persen,” ujar Bob.

Baca juga: Penyelamat industri otomotif itu bernama relaksasi PPnBM DTP
Baca juga: Menperin: Ekosistem digital sinergikan IKM dengan industri otomotif
Baca juga: Menperin: Produksi mobil lampaui target dan penjualan naik 71 persen