Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi Sarwono memprediksi laju inflasi akhir tahun 2011 masih bisa di bawah 5,5 persen asalkan pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak dan mampu mengatasi harga komoditas pangan.

"Inflasi kita masih bisa sesuai di bawah 6 persen, bahkan masih bisa di bawah 5,5 persen itu di luar (perkiraan) bahan bakar minyak (BBM)," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin.

Ia memperkirakan sumber penyebab utama inflasi adalah apabila pemerintah menaikkan harga BBM dan untuk itu dibutuhkan kepastian apakah pengaturan BBM bersubsidi jadi diberlakukan atau tidak.

"Kita masih menunggu opsi dari pemerintah mengenai BBM, jadi kalau ada tambahan atau perubahan di opsi BBM, pasti itu sumber utama inflasinya, meskipun kita menyadari ini akan menambah inflasi, namun memang solusi untuk BBM tidak mudah," ujarnya.

Ia menjelaskan, laju inflasi pada 2011 masih dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas pangan global dan harga kebutuhan energi yang masih belum menentu.

Namun, apabila pemerintah mampu mengatasi harga kebutuhan komoditas pangan global maka laju inflasi dapat ditekan hingga lebih rendah dari 5,5 persen walau melebihi asumsi dari APBN 2011 sebesar 5,3 persen.

"Inflasi masih bisa lebih tinggi dari 5,3 persen karena ada sisa global commodity prices masih memberikan tambahan kira-kira 0,2 persen," ujar Hartadi.

BI akan mengupayakan untuk tidak hanya membuat kebijakan menahan suku bunga agar laju inflasi tidak melambung tinggi namun juga meminimalisir dengan kebijakan nilai tukar.

"Itu harus diupayakan kebijakan bukan hanya suku bunga tapi harus melalui bauran apakah bisa dengan imported inflation tadi, bisa diminimalkan dengan kebijakan nilai tukar," ujar Hartadi.

Pemerintah dalam dokumen tertulis Kementerian Keuangan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2011 memperkirakan laju inflasi akan mencapai sekitar 6 persen atau lebih tinggi dari asumsi awal sebesar 5,3 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April terjadi deflasi sebesar -0,31 persen sehingga laju inflasi tahun kalender Januari-April tercatat mencapai 0,39 persen.

Namun, diperkirakan pada bulan Mei hingga Juli inflasi akan kembali meningkat dengan memperhitungkan masa liburan anak-anak sekolah dan awal tahun ajaran baru.

(S034/A035)