Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi turun 31 poin, meski ada laporan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua 2011 akan lebih baik dari kuartal pertama.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Senin, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang diperkirakan akan mencapai minimal 6,8 persen seharus mendorong pelaku membeli rupiah.

Namun kenaikan rupiah pada akhir pekan lalu hingga mendekati level Rp8.500 per dolar, mendorong pelaku melakukan aksi lepas untuk mencari untung, katanya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 31 poin menjadi Rp8.559 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.528.

Farial Anwar mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan dapat mencapai angka tujuh persen apabila pemerintah meningkatkan belanja modalnya.

Belanja modal Indonesia saat ini baru dapat diserap 20 persen dan diharapkan meningkat menjadi 50 persen, ucapnya.

Rupiah, lanjut dia mengalami koreksi, karena pelaku lebih cenderung mencari untung yang didukung pula oleh masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar untuk menahan kenaikan rupiah lebih lanjut.

Meski demikian peluang rupiah untuk menguat lagi masih besar. Jadi koreksi yang terjadi saat ini merupakan hal yang biasa, setelah mengalami kenaikan yang tinggi, kata.

Tekanan negatif pasar, menurut dia memang agak kuat dan pelaku pasar juga mengindahkan adanya isu positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Apabila pelaku pasar menyadari hal itu kemungkinan untuk kembali membeli rupiah masih tetap besar, ucapnya.

Selain itu, Indonesia juga dinilai merupakan pasar yang masih menarik bagi pelaku asing untuk menempatkan dananya di pasar dalam upaya mencari keuntungan.

Apalagi tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor utama bagi asing untuk menempatkan dananya di pasar uang dan saham, serta sejumlah instrumen BI, katanya.
(*)