Jakarta (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyambut Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dengan bekerja sama di berbagai bidang dan peduli dengan sesama, terlebih di masa pandemi COVID-19.

“Dalam dua tahun belakangan, kita memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial dengan lebih intens dan mendalam. COVID-19 memberi hikmah besar kepada bangsa Indonesia untuk lebih peduli dengan sesama, membantu yang lain,” ujar Sekretaris Umum DPP LDII, Dody T. Wijaya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Konsep kesetiakawanan sosial dalam Islam diwujudkan dengan silaturahim. Menurut Dody dalam silaturahim, tak sekadar menyambung persaudaraan atau mengakrabkan sesama, tapi peduli atas kesulitan mereka, peduli atas kesusahan dan kesedihan yang diwujudkan dengan membantu meringankan beban saudara, kawan, tetangga.

Bila hal tersebut dilakukan secara nasional, akan membentuk ketahanan masyarakat dalam menghadapi persoalan bangsa, terutama wabah COVID-19 yang menimbulkan krisis ekonomi dan kesehatan dunia.

Baca juga: Kapolri apresiasi DPP LDII gelar vaksinasi massal di pesantren

Baca juga: Pemprov Babel dukung penuh penyelenggaraan HKSN


“Dalam kondisi normal, apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini individualisme tak mendapatkan tempat. Individualisme yang cenderung menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya juga tidak selaras dengan ideologi bangsa, Pancasila," kata dia.

Dody mengatakan, hakikinya bangsa Indonesia adalah masyarakat yang mengedepankan gotong-royong, tolong-menolong, saling menghargai dan menghormati. Maka tak ada tempat untuk individualisme.

Ia menegaskan, mereka yang mengambil keuntungan yang tak wajar atas pandemi saat ini adalah mereka yang mengedepankan individualisme.

Terutama pada para pejabat atau lembaga yang berkaitan dengan kesehatan, bila melakukan korupsi terkait COVID-19, sama halnya tak memiliki rasa kesetiakawanan sosial bahkan kemanusiaan.

Sehingga, Dody mendorong kesetiakawanan sosial hari ini diwujudkan dengan mengasah kepedulian terhadap kerabat atau kawan-kawan yang sedang kesulitan, guna menciptakan kenyamanan hidup di berbagai bidang.

Misalnya dengan memberi bantuan permodalan, akan menciptakan lapangan kerja yang mengangkat kemakmuran orang lain. Dengan kemakmuran itu, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang dirasakan semua orang.

“Pada dasarnya membagi pengetahuan dalam berbisnis di sebuah komunitas akan mendorong saling kerja sama dalam ekonomi, ini menciptakan daya tahan saat ekonomi sedang terpuruk,” ujar dia.

Paradigma kompetisi dalam momentum Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ini harus diubah menjadi kerja sama. Menurut Dody dengan kerja sama, segala kesulitan bisa diatasi.

Termasuk membantu permodalan, sumber daya, dan membuka pasar-pasar baru yang kini sangat mudah dengan adanya internet,

“Dengan demikian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ini menjadi lebih bermakna, dan menjadi momentum kebangkitan Indonesia pada 2022,” ujarnya.

Baca juga: Kemensos: Kesetiakawanan jadi modal utama bangkit lawan COVID-19

Baca juga: Semangat kesetiakawanan sosial harus digelorakan generasi milenial