Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menjajaki kerja sama dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Hungaria terkait peluang pengiriman atlet untuk berlatih di Hungaria.

Rencana kerja sama tersebut disampaikan oleh Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari ketika bertemu dengan Presiden NOC Hungaria Krisztián Kulcsár dan Sekretaris Jenderal Bálint Vékássy di Budapest, Hungaria, awal Desember lalu.

Rencana itu tengah dimatangkan untuk kemudian dirumuskan dalam nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani kedua belah pihak.

"Kami sepakat melakukan pertukaran pelatihan beberapa cabang olahraga yang bersifat dua arah. Artinya, Indonesia mengirim atlet ke Hungaria untuk berlatih, begitu juga sebaliknya. Ini kesempatan bagus bagi kita untuk meningkatkan prestasi olahraga,” kata Oktohari dalam siaran pers KOI yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Diplomasi KOI yakinkan IJF kirim atlet judo untuk latih tanding
Baca juga: KOI jalin diplomasi internasional pertahankan angkat besi di Olimpiade


Okto, sapaan karib Raja Sapta, menambahkan bahwa Hungaria menjadi salah satu negara tujuan yang bagus untuk melakukan pemusatan latihan. Apalagi, lanjut dia, negara itu terbilang kuat di beberapa cabang olahraga, terutama kategori Olimpiade, yakni renang, polo air, anggar kano dan gulat.

“Khusus renang, mereka masuk lima besar peraih medali terbanyak di Olimpiade dengan 29 emas, 26 perak, 20 perunggu,” ucap Okto.

Rencana kerja sama dengan NOC Hungaria itu masuk dalam Indonesia Olympic Champions Program, termasuk mengatur pertukaran training camp atlet ke luar negeri. Proyek ini pun diharapkan mampu meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di multievent tertinggi sekelas Olimpiade atau single event Kejuaraan Dunia.

"Selain pertukaran atlet, ada juga permintaan pelatih. Kemungkinan-kemungkinan lain juga kami jajaki karenan NOC Hungaria memiliki hubungan yang kuat dengan Hungarian Physical Education University, tempat para pelatih top, wasit, serta atlet berlatih," ujar Okto

"Mungkin ke depan, kami juga bisa berkolaborasi sehingga bisa memberikan benefit yang lebih banyak bagi Indonesia,” pungkasnya.

Baca juga: Merah Putih berpotensi dapat kembali berkibar saat SEA Games Hanoi
Baca juga: Gugus Tugas beri sinyal sanksi WADA bisa dicabut sebelum Maret 2022
Baca juga: Indonesia boleh pasang atribut Merah Putih meski disanksi WADA