Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin COVID-19 AstraZeneca dalam tahap ke-162 dengan total 482.000 dosis vaksin dalam bentuk jadi.

Vaksin tersebut merupakan hasil donasi dari COVAX dan menjadi stok untuk memastikan kebutuhan vaksin COVID-19 di Tanah Air tercukupi.

"Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong dalam keterangannya, Senin.

Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, maka setiap vaksin yang telah datang dengan segera didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia sehingga program percepatan vaksinasi COVID-19 bisa berjalan dengan lancar dan tidak terhambat dari segi stok vaksin.
​​
Baca juga: Novavax akan produksi vaksin Omicron mulai Januari

Selain jaminan ketersediaan stok vaksin dan upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat.

Edukasi itu secara khusus diberikan kepada mereka yang masih merasa ragu dan enggan untuk menerima vaksin COVID-19.

Usman mengingatkan bahwa vaksin COVID-1 merupakan pelindung terhadap ancaman virus SARS-CoV-2 yang telah bermutasi beberapa kali ini.

Ia menambahkan, vaksinasi adalah salah satu kunci untuk melindungi diri dan bangsa dari ancaman COVID-19.

Cara ini juga menjadi cara tercepat untuk membentuk herd immunity di Indonesia dan bisa meningkatkan kemampuan bangsa kita untuk segera keluar dari pandemi yang telah berlangsung nyaris dua tahun ini.

"Program vaksinasi sudah berlangsung hampir setahun, dan kita telah berada di jalur yang tepat dengan terus mengamankan stok vaksin untuk kebutuhan penduduk Indonesia," ujarnya.

Usman meminta masyarakat untuk segera lakukan vaksinasi, supaya terlindungi dan mengurangi risiko sakit berat jika terpapar COVID-19.

Berdasarkan pantauan Pemerintah di lapangan, terdapat fenomena masyarakat yang menunda vaksinasi karena pilih-pilih merek, hal itu menyebabkan upaya percepatan vaksinasi menjadi terkendala.

Saat ini ada sebelas jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Untuk itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak pilih-pilih merek vaksin, karena semua merek vaksin yang disediakan pemerintah sama aman dan berkhasiat.

"Jangan ambil risiko dengan menganggap pandami telah berakhir. Di samping tetap menjaga dan menjalankan protokol kesehatan," tegasnya.

Terkait varian Omicron yang sudah ditemukan di Indonesia, Usman meminta masyarakat tidak panik.

Masyarakat diminta untuk lebih waspada, mematuhi protokol kesehatan dan semua imbauan pemerintah.

"Sebagaimana arahan Bapak Presiden Jokowi, adanya Omicron ini haruslah membuat kita lebih mawas diri, vaksinasi bagi yang belum, dan tetap menjaga protokol kesehatan," tutup Usman.

Baca juga: Studi: Moderna lebih mungkin sebabkan miokarditis daripada Pfizer

Baca juga: Australia setujui pemakaian vaksin Pfizer untuk anak 5-11 tahun

Baca juga: WHO: Negara-negara kaya mungkin timbun lagi vaksin COVID