Jakarta (ANTARA) - Grup perusahaan teknologi internasional Biomicrogels Group siap melakukan ekspansi atau perluasan usaha di Indonesia untuk mendukung industri pengolahan sawit di Tanah Air.

Co-Founder dan CEO Biomicrogels Group Andrey Elagin dalam keterangannya di Jakarta, Senin menyatakan, produksi minyak sawit global melebihi 90 juta ton per tahun, dan solusi perusahaan berupa teknologi Biomicrogels membantu meningkatkan angka ini sekitar satu juta ton lagi.

Efek ekonomi dari penggunaan produk dan solusi berbasis teknologi Biomicrogels pada pabrik berkapasitas 60 ton tandan buah segar per jam, lanjutnya, adalah hingga 1 juta dolar AS per tahun.

Selain itu, solusi berdasarkan teknologi tersebut mampu membantu pabrik kelapa sawit mengurangi limbah, meningkatkan hasil ekstraksi minyak. Tanpa teknologi ini, mereka kehilangan hingga 2,5 persen minyak yang dapat mencemari lingkungan.

Baca juga: Presiden Jokowi dorong pengolahan CPO jadi biodiesel

Adapun jejak lingkungan, penggunaan teknologi yang dikembangkan perusahaan tersebut yakni membantu mengurangi konsumsi energi tanaman sekitar 25 persen dan konsumsi air sebesar 15 persen. Untuk seluruh industri minyak sawit global, ini berarti mengurangi jejak karbon lebih dari 400 ribu ton per tahun.

Terkait ekspansi usaha di Indonesia, Andrey Elagin menyatakan, perusahaan menunjuk mantan presiden dan Country Manager GEA Oliver Cescotti sebagai anggota dewan direksi baru, dengan fungsi perencanaan strategis dan konsultansi mengenai isu-isu utama terkait pengembangan bisnis di pasar global, termasuk Indonesia.

Dengan pengalaman profesional internasional yang luar biasa dalam manajemen bisnis, tambahnya, Oliver siap untuk mengembangkan bisnis perusahaan di market-market penting, salah satunya adalah Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Menurut dia, perusahaan tersebut telah berbisnis di Asia Tenggara sejak 2019, termasuk di Indonesia. Di Tanah Air, perusahaan ini memiliki dua distributor yang bekerja sama dengan 30 perusahaan yang mengoperasikan 90 pabrik kelapa sawit.

Baca juga: GIMNI: Perlu lembaga khusus tangani industri pengolahan sawit