Bulu tangkis
Singapura pecah telur gelar Kejuaraan Dunia BWF lewat Loh Kean Yew
19 Desember 2021 22:54 WIB
Foto arsip - Pebulutangkis Singapura Loh Kean Yew saat bertanding melawan pemain Indonesia Jonatan Christie (tak terlihat dalam foto) pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang 28 Juli 2021. (REUTERS/LEONHARD FOEGER)
Jakarta (ANTARA) - Untuk pertama kalinya sejak Kejuaraan Dunia bulu tangkis dilangsungkan pada 1977, Singapura mencatatkan gelar perdananya lewat pemain tunggal putra Loh Kean Yew, Minggu.
Prestasi bersejarah ini dihasilkan Kean Yew setelah menang 21-15, 22-20 atas pebulu tangkis veteran asal India, Srikanth Kidambi, pada final di Huelva, Spanyol.
"Saya tidak bisa mempercayainya. Awal tahun saya tidak menduga ini akan bisa terjadi. Sekarang saya sangat bahagia dan sementara jadi tidak fokus untuk turnamen selanjutnya," kata Kean Yew dalam keterangan resmi BWF.
Penantian Singapura dalam meraih gelar Kejuaraan Dunia baru tercipta pada edisi ke-26 di mana Kean Yew menjadi satu-satunya wakil Singapura yang berlaga.
Gelar ini sekaligus mengukuhkan Singapura sebagai negara ketiga di Asia Tenggara yang mengantongi gelar bergengsi ini, mengikut jejak Indonesia dan Thailand.
Sebelum bertemu lawannya, pebulu tangkis peringkat 22 ini sempat kawatir karena akan menghadapi mantan peringkat satu dunia yang sudah lima kali menjajal peruntungan dalam Kejuaraan Dunia.
Baca juga: Timnas bulu tangkis mundur dari turnamen India karena faktor stamina
Benar saja, dalam pertandingan berdurasi 43 menit ini Kean Yew hampir dikalahkan pada gim kedua saat Kidambi mencetak poin yang mengubah posisi memimpin.
Serangan yang dilancarkan Kidambi juga sulit dihalau seperti pada awal gim kedua ketika Kean Yew sempat kewalahan dan tertinggal sehingga memunculkan potensi rubber game.
"Dia pemain penyerang yang bagus, dia lawan yang tidak mudah dipatahkan. Jadi saya harus sangat siap untuk bertahan dan berusaha agar dia tidak terlalu sering menyerang. Saya siap dari awal, berusaha menekannya agar tidak menyerang dari depan," kata Kean Yew.
Susul menyusul dalam gim poin kedua juga membuat Kean Yew belajar bermain lebih sabar dan tenang. Saat unggul 20-19, pukulannya justru eror sehingga kedudukan imbang.
Pada poin kritis ini, Kean Yew mengaku tak tahu harus berbuat apa dan hanya bersiap jika Kidambi melesatkan serangan kepadanya.
"Saya rasa hari ini tidak mudah untuk bisa seimbang antara bertahan dan agresif. Saya bersyukur bisa bertahan hingga akhir. Saya juga tidak tahu apa yang saya pikirkan, pokoknya coba saja," ujar Kean Yew diikuti tawa.
Baca juga: Dejan/Serena kandas di babak kedua dikalahkan ganda campuran Jerman
Prestasi bersejarah ini dihasilkan Kean Yew setelah menang 21-15, 22-20 atas pebulu tangkis veteran asal India, Srikanth Kidambi, pada final di Huelva, Spanyol.
"Saya tidak bisa mempercayainya. Awal tahun saya tidak menduga ini akan bisa terjadi. Sekarang saya sangat bahagia dan sementara jadi tidak fokus untuk turnamen selanjutnya," kata Kean Yew dalam keterangan resmi BWF.
Penantian Singapura dalam meraih gelar Kejuaraan Dunia baru tercipta pada edisi ke-26 di mana Kean Yew menjadi satu-satunya wakil Singapura yang berlaga.
Gelar ini sekaligus mengukuhkan Singapura sebagai negara ketiga di Asia Tenggara yang mengantongi gelar bergengsi ini, mengikut jejak Indonesia dan Thailand.
Sebelum bertemu lawannya, pebulu tangkis peringkat 22 ini sempat kawatir karena akan menghadapi mantan peringkat satu dunia yang sudah lima kali menjajal peruntungan dalam Kejuaraan Dunia.
Baca juga: Timnas bulu tangkis mundur dari turnamen India karena faktor stamina
Benar saja, dalam pertandingan berdurasi 43 menit ini Kean Yew hampir dikalahkan pada gim kedua saat Kidambi mencetak poin yang mengubah posisi memimpin.
Serangan yang dilancarkan Kidambi juga sulit dihalau seperti pada awal gim kedua ketika Kean Yew sempat kewalahan dan tertinggal sehingga memunculkan potensi rubber game.
"Dia pemain penyerang yang bagus, dia lawan yang tidak mudah dipatahkan. Jadi saya harus sangat siap untuk bertahan dan berusaha agar dia tidak terlalu sering menyerang. Saya siap dari awal, berusaha menekannya agar tidak menyerang dari depan," kata Kean Yew.
Susul menyusul dalam gim poin kedua juga membuat Kean Yew belajar bermain lebih sabar dan tenang. Saat unggul 20-19, pukulannya justru eror sehingga kedudukan imbang.
Pada poin kritis ini, Kean Yew mengaku tak tahu harus berbuat apa dan hanya bersiap jika Kidambi melesatkan serangan kepadanya.
"Saya rasa hari ini tidak mudah untuk bisa seimbang antara bertahan dan agresif. Saya bersyukur bisa bertahan hingga akhir. Saya juga tidak tahu apa yang saya pikirkan, pokoknya coba saja," ujar Kean Yew diikuti tawa.
Baca juga: Dejan/Serena kandas di babak kedua dikalahkan ganda campuran Jerman
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021
Tags: