Bulu tangkis
Kesabaran kunci Akane menangi gelar perdana Kejuaraan Dunia BWF
19 Desember 2021 20:08 WIB
Tunggal putri asal Jepang Akane Yamaguchi menyabet medali emas setelah mengalahkan pemain Taiwan Tai Tzu Ying 21-14, 21-11 pada laga final Kejuaraan Dunia BWF di Huelva, Spanyol, Minggu (19/12/2021). ANTARA/AFP/Jose Jordan
Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis Jepang Akane Yamaguchi keluar sebagai jawara Kejuaraan Dunia BWF untuk pertama kali dalam karirenya lewat permainan penuh kesabaran saat berlaga di babak final tunggal putri melawan Tai Tzu Ying, Minggu.
Dalam menghadapi pebulu tangkis peringkat satu asal Taiwan itu, Akane selalu mengejar setiap umpan yang dilambungkan lawannya sebelum mengemas kemenangan dua gim langsung 21-14, 21-11.
"Sejak gim pertama memang saya berjuang dan sabar. Saya terus bertahan dan bergerak di lapangan meski mengalami tekanan, mungkin itu kunci kemenangan saya," kata Akane lewat informasi resmi BWF dalam laman resminya.
Pebulu tangkis peringkat tiga dunia itu secara mengesankan unggul di dua gim meski terlebih dulu tertinggal oleh perolehan skor Tzu Ying.
Akane tak memungkiri bahwa lawannya hari ini adalah pebulu tangkis yang kuat dari segi fisik. Oleh karena itu, dia mengaku sudah bersiap untuk bermain lebih sabar dan ulet di babak final.
Pada gim kedua, di mana persaingan masih berlanjut dengan ketat, Akane tahu harus mengubah pola pikirnya agar bisa keluar dari tekanan. Selain bermain lebih sabar, dia juga bermain tanpa beban dan tak memikirkan hasil pertandingan.
Baca juga: Dechapol/Sapsiree bukukan gelar bersejarah dari Kejuaraan Dunia BWF
Baca juga: Kean Yew tantang pebulu tangkis veteran di final Kejuaraan Dunia BWF
Selain itu, absennya Tzu Ying pada turnamen pasca Olimpiade juga dinilai mempengaruhi kematangan permainannya hari ini.
"Dia pemain yang bagus, secara fisik juga sangat baik. tapi mungkin kondisinya kurang maksimal karena melewatkan turnamen setelah Olimpiade. Mungkin hal ini mempengaruhi permainan dia," tutur Akane.
Berbeda dengan Tzu Ying yang baru kembali bertanding di Kejuaraan Dunia setelah Olimpiade Tokyo, Akane justru sudah kenyang persiapan selama tiga bulan pertandingan di Eropa dan Indonesia.
Pebulu tangkis kelahiran 6 Juni 1997 ini pun mengaku senang dengan capaian medali emasnya di Kejuaraan Dunia BWF karena akhirnya ia bisa mencatatkan hasil manis di turnamen terakhir tahun ini.
Meski melelahkan dan memakan waktu persiapan yang lama, namun Akane bersyukur bisa membawa kado menyenangkan sebelum pulang ke Jepang, yang juga merupakan keinginan yang dia dambakan setelah melalui turnamen-turnamen melelahkan.
"Akhirnya, saya sangat senang karena bisa mengakhiri tahun ini dengan (gelar) juara. Saya sangat ingin pulang ke Jepang, yang saya pikirkan adalah pulang ke rumah," pungkas Akane.
Baca juga: Hoki/Kobayashi dan Ji Ting/Tan berebut gelar Kejuaraan Dunia perdana
Baca juga: Tunggal putri China rontok di semifinal Kejuaraan Dunia BWF 2021
Dalam menghadapi pebulu tangkis peringkat satu asal Taiwan itu, Akane selalu mengejar setiap umpan yang dilambungkan lawannya sebelum mengemas kemenangan dua gim langsung 21-14, 21-11.
"Sejak gim pertama memang saya berjuang dan sabar. Saya terus bertahan dan bergerak di lapangan meski mengalami tekanan, mungkin itu kunci kemenangan saya," kata Akane lewat informasi resmi BWF dalam laman resminya.
Pebulu tangkis peringkat tiga dunia itu secara mengesankan unggul di dua gim meski terlebih dulu tertinggal oleh perolehan skor Tzu Ying.
Akane tak memungkiri bahwa lawannya hari ini adalah pebulu tangkis yang kuat dari segi fisik. Oleh karena itu, dia mengaku sudah bersiap untuk bermain lebih sabar dan ulet di babak final.
Pada gim kedua, di mana persaingan masih berlanjut dengan ketat, Akane tahu harus mengubah pola pikirnya agar bisa keluar dari tekanan. Selain bermain lebih sabar, dia juga bermain tanpa beban dan tak memikirkan hasil pertandingan.
Baca juga: Dechapol/Sapsiree bukukan gelar bersejarah dari Kejuaraan Dunia BWF
Baca juga: Kean Yew tantang pebulu tangkis veteran di final Kejuaraan Dunia BWF
Selain itu, absennya Tzu Ying pada turnamen pasca Olimpiade juga dinilai mempengaruhi kematangan permainannya hari ini.
"Dia pemain yang bagus, secara fisik juga sangat baik. tapi mungkin kondisinya kurang maksimal karena melewatkan turnamen setelah Olimpiade. Mungkin hal ini mempengaruhi permainan dia," tutur Akane.
Berbeda dengan Tzu Ying yang baru kembali bertanding di Kejuaraan Dunia setelah Olimpiade Tokyo, Akane justru sudah kenyang persiapan selama tiga bulan pertandingan di Eropa dan Indonesia.
Pebulu tangkis kelahiran 6 Juni 1997 ini pun mengaku senang dengan capaian medali emasnya di Kejuaraan Dunia BWF karena akhirnya ia bisa mencatatkan hasil manis di turnamen terakhir tahun ini.
Meski melelahkan dan memakan waktu persiapan yang lama, namun Akane bersyukur bisa membawa kado menyenangkan sebelum pulang ke Jepang, yang juga merupakan keinginan yang dia dambakan setelah melalui turnamen-turnamen melelahkan.
"Akhirnya, saya sangat senang karena bisa mengakhiri tahun ini dengan (gelar) juara. Saya sangat ingin pulang ke Jepang, yang saya pikirkan adalah pulang ke rumah," pungkas Akane.
Baca juga: Hoki/Kobayashi dan Ji Ting/Tan berebut gelar Kejuaraan Dunia perdana
Baca juga: Tunggal putri China rontok di semifinal Kejuaraan Dunia BWF 2021
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021
Tags: