Gubernur NTT ajak pemimpin gereja bantu tangani masalah kekerdilan
19 Desember 2021 12:58 WIB
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan dalam misa pentahbisan imam dan diakon serta Hari Ulang Tahun (HUT) imamat ke-47 Uskup Kupang Mgr. Petrus Turang di Gereja St. Fransiskus Assisi BTN Kolhua, Kota Kupang, Sabtu (18/12/2021). (ANTARA/HO-Biro Humas Setda NTT)
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak para pemimpin gereja bersinergi dengan pemerintah untuk membantu menangani masalah kekerdilan (stunting) pada anak.
"Pemerintah dan gereja harus terus bergandengan tangan dan bermitra untuk dapat mencegah stunting agar nantinya generasi baru mampu berperan aktif membangun daerah dan kita harus bisa bersama menekan angka kemiskinan," katanya dalam siaran pers Biro Humas Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, Minggu.
Baca juga: Gubernur NTT: 80.900 anak NTT mengalami kekerdilan
Gubernur menyampaikan hal itu dalam acara misa pentahbisan imam dan diakon serta Hari Ulang Tahun (HUT) imamat ke-47 Uskup Kupang Mgr Petrus Turang di Gereja St. Fransiskus Assisi BTN Kolhua, Kota Kupang.
Ia menjelaskan prevalensi kasus kekerdilan di NTT tercatat menurun dari tahun 2018 itu 42 persen menjadi 20,9 persen per Desember 2021 dengan jumlah anak yang mengalami kekerdilan sebanyak 80.900 orang.
Baca juga: Bulog siapkan 5 ton beras fortivit tanggani stunting di Kupang
Menurut dia, kasus kekerdilan bisa menurun hingga 0 persen sehingga ia mengajak semua pihak dari pemerintah, gereja dan stakeholder pembangunan untuk melihat serius masalah kekerdilan ini.
Ia juga berharap semua pemimpin umat Katolik imam dan diakon dapat berperan aktif dalam pembangunan bersama pemerintah daerah.
"Gereja dan pemerintah harus bermitra untuk dapat mewujudkan kesejahteraan di NTT terutama dalam mencetak generasi penerus yang cerdas, berkualitas dan beriman pada Tuhan," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kupang bangun jamban sehat bagi warga miskin
Laiskodat mengatakan membangun generasi atau manusia itu tidak gampang. Untuk mewujudkan anak yang sehat, kuat dan cerdas itu harus dirancang dengan dukungan asupan gizi yang baik.
"Kita harapkan di tahun 2045 nanti negara ini menghasilkan generasi emas maka saya harapkan juga, generasi emas itu bebas dari stunting khususnya di NTT," katanya.
Baca juga: UI kampanye edukasi sosial turunkan stunting di Manggarai Barat
Baca juga: Gubernur NTT minta peneliti IPB bantu tangani kekerdilan
"Pemerintah dan gereja harus terus bergandengan tangan dan bermitra untuk dapat mencegah stunting agar nantinya generasi baru mampu berperan aktif membangun daerah dan kita harus bisa bersama menekan angka kemiskinan," katanya dalam siaran pers Biro Humas Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, Minggu.
Baca juga: Gubernur NTT: 80.900 anak NTT mengalami kekerdilan
Gubernur menyampaikan hal itu dalam acara misa pentahbisan imam dan diakon serta Hari Ulang Tahun (HUT) imamat ke-47 Uskup Kupang Mgr Petrus Turang di Gereja St. Fransiskus Assisi BTN Kolhua, Kota Kupang.
Ia menjelaskan prevalensi kasus kekerdilan di NTT tercatat menurun dari tahun 2018 itu 42 persen menjadi 20,9 persen per Desember 2021 dengan jumlah anak yang mengalami kekerdilan sebanyak 80.900 orang.
Baca juga: Bulog siapkan 5 ton beras fortivit tanggani stunting di Kupang
Menurut dia, kasus kekerdilan bisa menurun hingga 0 persen sehingga ia mengajak semua pihak dari pemerintah, gereja dan stakeholder pembangunan untuk melihat serius masalah kekerdilan ini.
Ia juga berharap semua pemimpin umat Katolik imam dan diakon dapat berperan aktif dalam pembangunan bersama pemerintah daerah.
"Gereja dan pemerintah harus bermitra untuk dapat mewujudkan kesejahteraan di NTT terutama dalam mencetak generasi penerus yang cerdas, berkualitas dan beriman pada Tuhan," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kupang bangun jamban sehat bagi warga miskin
Laiskodat mengatakan membangun generasi atau manusia itu tidak gampang. Untuk mewujudkan anak yang sehat, kuat dan cerdas itu harus dirancang dengan dukungan asupan gizi yang baik.
"Kita harapkan di tahun 2045 nanti negara ini menghasilkan generasi emas maka saya harapkan juga, generasi emas itu bebas dari stunting khususnya di NTT," katanya.
Baca juga: UI kampanye edukasi sosial turunkan stunting di Manggarai Barat
Baca juga: Gubernur NTT minta peneliti IPB bantu tangani kekerdilan
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: