Jakarta (ANTARA News) - Siapa tak silau oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF)? Para pemimpin negara saja sering dibuat membungkuk takluk.

Augusto Pinochet di Chile, Soeharto di Indonesia, atau kini para pemimpin Irlandia, Yunani dan Portugis adalah beberapa dari sekian pemimpin dunia yang terpaksa takzim kepada "kemahakuasaan" Direktur Pelaksana IMF.

Ingat kan foto (mantan) Direktur Pelaksana IMF Michel Camdessus yang melipatkan tangannya di dada sambil menyaksikan (mantan) Presiden Soeharto membubuhkan tanda tangan dalam "kontrak utang" Letter of Intent pada 1998 yang malah mempercepat Soeharto jatuh?

Banyak orang marah kepada IMF, tetapi banyak yang berharap pada uang IMF. Kekuataannya yang sentral dalam mendisiplinkan ekonomi dunia, membuat bos-bos IMF diperlakukan bagai "utusan langit" yang harus disanjung tinggi-tinggi.

Mungkin itu yang membuat Dominique Strauss-Kahn --bos IMF terakhir-- merasa kebiasaan buruknya terhadap perempuan tak akan disentuh hukum. Jangankan polisi, pemimpin negara saja bisa dibuatnya bungkam. Begitu mungkin pikirnya.

Tapi, Sabtu pekan lalu, saat pesawat yang semestinya menerbangkannya ke Eropa untuk menemui Kanselir Jerman Angela Merkel guna merundingkan "bailout" IMF untuk Yunani, ditahan polisi New York, Amerika Serikat.

Dominique ditahan atas tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang pembantu rumah tangga berusia 32 tahun, selagi bersih-bersih kamar hotel di mana Dominique menginap.

"Dia menyerang perempuan itu secara seksual dan berupaya memperkosanya," kata Jaksa New York, Artie McConnell.

Dominique memang terkenal sering mengisengi perempuan. Tapi kebanyakan terjadi di Eropa atau luar AS.

"Saya sudah memperingatkannya," kata Presiden Prancis Nicholas Sarkozy seperti dikutip The Economist (19/5).

Sarkozy yang hafal pada perangai buruk Dominique dalam soal perempuan, mengingatkan bos IMF itu untuk tak sembarangan mengusili perempuan di AS, karena negeri ini berbeda dari Eropa yang lebih permisif dalam hal kehidupan seks.

Terutama untuk para pemimpinnya, orang Amerika akan mencerca pemimpinnya yang berselingkuh dari istrinya sebagai indikasi pemimpin itu tidak jujur.

Tak heran Bill Clinton nyaris terpental gara-gara dianggap selingkuh dengan perempuan di kantornya. Sebaliknya di Eropa, prilaku seksual PM Italia Silvio Berlusconi dimasalahkan lebih karena dia melakukannya dengan gadis di bawah umur, bukan karena berselingkuh atau pelecehan seksual seperti dituduhkan kepada Strauss-Kahn.

Ditahan

Dominique mempunyai catatan miring berkaitan dengan perempuan. "Perilakunya terhadap perempuan terlalu menekan, yang kadang mendekati kekerasan (seksual)," kata Jean Quatremer, wartawan koran Prancis, Liberation.

Misalnya, pada 2007, perempuan penulis Tristane Banon, dalam sebuah wawancara televisi, membeberkan pengalaman buruknya telah dilecehkan secara seksual oleh Dominique saat mewawancarainya untuk keperluan penyelesaian sebuah buku pada 2002.

Dominique juga kerap dikabarkan berselingkuh dari istrinya yang penyiar televisi Prancis terkenal.

Pada 2008 saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, misalnya. Dominique dikabarkan main serong dengan Piroska Nagy, teman sekerjanya di Departemen Afrika, IMF.

Suami Nagy mendapati email-email asmara Dominique dalam Blackberry istrinya. Skandal itu lalu diendus media untuk kemudian diselediki. Ternyata memang benar terjadi. Tapi, seperti umumnya orang Eropa, istri Dominique, tidak memasalahkan perselingkungan itu. Nagy mengundurkan diri dari IMF, sementara Strauss-Kahn selamat.

Beberapa lama kemudian, Dominique menjadi orang nomor satu di IMF, tetapi kebiasaan buruk itu tak surut.

Nicholas Sarkozy sampai mengingatkan para pegawai perempuan di kantor Dominique untuk tak membiarkan Dominique menaiki lift berduaan dengan seorang perempuan.

Akhirnya, Sabtu pekan lalu, laku Dominique terbongkar di New York, AS. Yaitu tanah yang tak pernah menoleransi pelaku pelecehan seks, sekalipun itu kepala lembaga keuangan dunia yang kerap membuat banyak pemimpin dunia terjungkal.

Dominique menyerang secara seksual warga negara AS. Tak ada ampun lagi, Dominique langsung ditangkap.

Hakim pengadilan New York bahkan sempat menolak permohonan penangguhan penahanannya. Sebaliknya, dia disuruh mendekam di penjara Rikers Island yang angker itu.

Bahkan ketika akhirnya Mahkamah Agung New York meluluskan uang jaminan 1 juta dolar AS agar dia bisa menjalani tahanan rumah, Dominique dilarang meninggalkan tahanan rumah itu yang adalah apartemen sewaan istrinya.

"Tuan Strauss-Kahn, Anda akan tunduk kepada dan memperoleh perlindungan sistem peradilan pidana (negara bagian New York)," kata hakim Mahkamah Agung New York, Michael J. Obus seperti dikutip Reuters.

Apartemen itu dijaga 24 jam penuh oleh polisi bersenjata lengkap. Tujuannya, menjaga pria berumur 62 tahun itu supaya tidak keluar dari apartemen.

Lowong

Lalu Dominique Straus-Kahn mengundurkan diri, dan kursi Direktur Pelaksana IMF pun sementara dijabat deputinya, John Lipsky.

Jepang, AS dan Kanada mempercayai kemampuan Lipsky, namun Eropa mengkhawatirkan dia tak bisa mengatasi krisis utang Eropa, karena dia orang Amerika.

Lipsky buru-buru mengumumkan akan mengundurkan diri segera setelah masa jabatannya berakhir Agustus nanti. Kursi bos IMF pun lowong. Segeralah 187 negara anggota IMF berebut kursi Dominique Strauss-Kahn.

Eropa, diantaranya Kanselir Jerman Angela Merkel, ingin IMF tetap dipimpin Eropa, sementara negara berkembang memandang kini saatnya janji reformasi IMF diwujudkan dengan memberi kesempatan non Eropa memimpin IMF.

"Saya kira memang seharusnya dipimpin orang Eropa karena Eropa adalah pemangku kepentingan terbesar dalam IMF," kata Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso.

Negara berkembang, termasuk Brazil, India, Afrika Selatan dan Cina, membalas klaim ini. "Kandidat dari negara berkembang mesti diberi peluang untuk memimpin IMF," kata Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan.

Tapi Eropa akan sekuat tenaga mengajukan calonnya, termasuk Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde. Sedangkan AS yang secara tradisional menjadi orang kedua di IMF, menjagokan Penasehat Ekonomi Gedung Putih David Lipton menjadi deputi Direktur Pelaksana IMF.

Harap diketahui ada konsensus tak tertulis bahwa yang memimpin IMF adalah Eropa, sementara AS memimpin Bank Dunia.

Namun Legarde dan Lipton yang sering membela kepentingan perbankan lewat program-program "bailout"-nya, dianggap kontroproduktif bagi reformasi IMF.

"Jika mereka mengajukan Lagarde dan Lipton itu akan menjadi malapetaka," kata sumber IMF seperti dikutip AFP.

Namun menyerahkan kepada non Eropa secara matematis sulit dilakukan, mengingat negara-negara besar memiliki hak suara lebih besar.

Di IMF ini, AS mempunyai hak suara 16,80 persen, Jepang 6,25 persen, Jerman 5,83 persen, Inggris dan Prancis masing-masing 4,3 persen. Sedangkan dari hitungan blok ekonomi, maka negara-negara G-7 menguasai 44,3 persen suara, sedangkan negara berkembang hanya 40,5 persen, sisanya negara-negara Eropa lainnya.

Dominique ternyata tak hanya meninggalkan noda prilaku memalukan, tapi memunculkan juga tantangan kepada IMF guna membuktikan janji reformasinya. (*)