Wali Kota Medan ingin kolaborasi digitalisasi UMKM dengan Bali
18 Desember 2021 18:56 WIB
Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution (tengah) didampingi Ketua STMIK Primakara I Made Artana (kiri) saat mengunjungi STMIK Primakara di Denpasar, Bali, Sabtu (18/12/2021). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.
Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution menginginkan adanya kerja sama dan kolaborasi dengan Provinsi Bali untuk memajukan digitalisasi sektor UMKM di kedua daerah.
"Tujuan kunjungan kami ke sini ingin sharing (berbagi) dan sekaligus belajar dari teman-teman terkait inkubator bisnis maupun startup (perusahaan rintisan) ," kata Bobby Nasution saat berkunjung ke Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, untuk mengembangkan UMKM "go digital" tak hanya membutuhkan peran dari pemerintah, tetapi juga peran perguruan tinggi.
"Kita lihat kampus dapat menjadi jembatan untuk bisa mengembangkan pelaku UMKM ke pasarnya, kemudahan dalam komunikasi yang 'inline (sejalan) dengan pemerintah," ujar Wali Kota yang juga menantu Presiden Joko Widodo itu.
Untuk membuat UMKM "naik kelas" tentunya harus dibuat maju dalam berbagai sektor, termasuk dari digitalisasi sistem pembayaran dan digitalisasi laporan keuangan atau sistem pembukuan.
Bobby menyebut seringkali UMKM terkendala untuk maju karena tidak bisa memisahkan uang untuk keperluan usaha maupun kepentingan pribadi. Namun dengan digitalisasi pembayaran, selain memudahkan sistem pembayaran juga memudahkan sistem pencatatan keuangan.
"Digitalisasi UMKM juga bukan berarti lantas menggantikan kontribusi pariwisata di Bali yang selama ini lebih dari 60 persen PDRB, tetapi harus saling mendukung. Hendaknya berjalan beriringan untuk meningkatkan pariwisata," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bobby juga memuji kiprah STMIK Primakara yang selama ini dinilai telah mampu menjadi jembatan bagi pelaku UMKM (khususnya startup) dengan pasarnya dan pemerintah.
Ia pun mengundang pelaku ekonomi kreatif dan startup (perusahaan rintisan) di Bali untuk berkunjung ke Medan dan melihat langsung beberapa produk dari sana yang bisa dikolaborasikan.
Dalam kunjungan tersebut, Bobby juga berbincang-bincang dengan pelaku perusahaan rintisan dan bahkan langsung mencicipi produk kopi yang dipamerkan.
Sementara itu, Ketua STMIK Primakara I Made Artana mengatakan kampus setempat memang fokus pada pengembangan startup, terlebih di tengah kondisi ekonomi Bali yang menghadapi tantangan besar di tengah pandemi COVID-19 karena selama ini sangat bergantung dengan pariwisata.
"Kami mencoba melahirkan inisiatif dan ekonomi kreatif, dan fokus pada startup," ujarnya.
Pihaknya berharap kerja sama antarkampus, antarpemerintah maupun antar-startup bisa lebih terjalin. Selain menjadi sarana untuk berbagi, Artana menginginkan adanya kerja sama yang lebih terinci.
"Saya juga sependapat bahwa digitalisasi pembayaran dapat menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan dalam pencatatan laporan keuangan maupun pemisahan antara kantong pribadi dan kantong bisnis," ucap Artana.
"Tujuan kunjungan kami ke sini ingin sharing (berbagi) dan sekaligus belajar dari teman-teman terkait inkubator bisnis maupun startup (perusahaan rintisan) ," kata Bobby Nasution saat berkunjung ke Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, untuk mengembangkan UMKM "go digital" tak hanya membutuhkan peran dari pemerintah, tetapi juga peran perguruan tinggi.
"Kita lihat kampus dapat menjadi jembatan untuk bisa mengembangkan pelaku UMKM ke pasarnya, kemudahan dalam komunikasi yang 'inline (sejalan) dengan pemerintah," ujar Wali Kota yang juga menantu Presiden Joko Widodo itu.
Untuk membuat UMKM "naik kelas" tentunya harus dibuat maju dalam berbagai sektor, termasuk dari digitalisasi sistem pembayaran dan digitalisasi laporan keuangan atau sistem pembukuan.
Bobby menyebut seringkali UMKM terkendala untuk maju karena tidak bisa memisahkan uang untuk keperluan usaha maupun kepentingan pribadi. Namun dengan digitalisasi pembayaran, selain memudahkan sistem pembayaran juga memudahkan sistem pencatatan keuangan.
"Digitalisasi UMKM juga bukan berarti lantas menggantikan kontribusi pariwisata di Bali yang selama ini lebih dari 60 persen PDRB, tetapi harus saling mendukung. Hendaknya berjalan beriringan untuk meningkatkan pariwisata," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bobby juga memuji kiprah STMIK Primakara yang selama ini dinilai telah mampu menjadi jembatan bagi pelaku UMKM (khususnya startup) dengan pasarnya dan pemerintah.
Ia pun mengundang pelaku ekonomi kreatif dan startup (perusahaan rintisan) di Bali untuk berkunjung ke Medan dan melihat langsung beberapa produk dari sana yang bisa dikolaborasikan.
Dalam kunjungan tersebut, Bobby juga berbincang-bincang dengan pelaku perusahaan rintisan dan bahkan langsung mencicipi produk kopi yang dipamerkan.
Sementara itu, Ketua STMIK Primakara I Made Artana mengatakan kampus setempat memang fokus pada pengembangan startup, terlebih di tengah kondisi ekonomi Bali yang menghadapi tantangan besar di tengah pandemi COVID-19 karena selama ini sangat bergantung dengan pariwisata.
"Kami mencoba melahirkan inisiatif dan ekonomi kreatif, dan fokus pada startup," ujarnya.
Pihaknya berharap kerja sama antarkampus, antarpemerintah maupun antar-startup bisa lebih terjalin. Selain menjadi sarana untuk berbagi, Artana menginginkan adanya kerja sama yang lebih terinci.
"Saya juga sependapat bahwa digitalisasi pembayaran dapat menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan dalam pencatatan laporan keuangan maupun pemisahan antara kantong pribadi dan kantong bisnis," ucap Artana.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: