Jakarta (ANTARA News)- Perusahaan-perusahaan penyedia jasa keuangan, seperti perbankan dianjurkan untuk semakin memahami nasabah sehingga bisa membuat kebijakan bisnis yang tepat dan meningkatkan keuntungan perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Anjuran itu disampaikan Erwin Sukiato, Country Manager SAS Indonesia ketika memperkenalkan SAS Enterprise Miner di Jakarta, Kamis.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik melansir pertumbuhan di sektor keuangan sebesar 2,7 persen pada Mei 2011. Alih-alih melihat prestasi itu sebagai sinyal positif, Erwin mewanti-wanti bahwa persaingan di sektor itu juga semakin ketat.

"Persaingan ketat dalam industri jasa keuangan harus menjadi perhatian pelaku bisnis," kata Erwin.

Tantangan itu antara lain persaingan yang semakin tinggi, jenuhnya pasar dengan berbagai tawaran promosi, dan kredit macet di sektor perbankan. Agar bisa tetap berdaya saing, pelaku industri keuangan dituntut untuk memahami kebutuhan dan prilaku nasabah.

"Pelaku industri keuangan harus memahami kebutuhan dan prilaku nasabah untuk menemukan peluang yang paling potensial di tengah pasar yang jenuh," kata Erwin.

Salah satu cara untuk memahami nasabah adalah dengan menggunakan data statistik nasabah yang diolah menggunakan teknologi 'customer intelligence' dari SAS.

Sebagai penyedia jasa analisis statistik dan piranti lunak, SAS menyediakan produk 'Enterprise Miner' yang bisa mengolah data statistik nasabah untuk mengetahui pola prilaku dan harapan nasabah sehingga perusahaan bisa menentukan langkah pemasaran yang tepat dan menguntungkan.

(Ber/S026)