Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan bahwa perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan positif di tengah risiko harga minyak dan harga pangan yang menekan selama kuartal I 2011.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi selama kuartal I 2011 mencapai 6,5 persen terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat dan ekspor," kata Menkeu di Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen itu masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Vietnam yang mencapai 6,8 persen, Singapura sebesar 8,5 persen, dan China sebesar 9,7 persen. Namun, laju pertumbuhan ekonomi nasional masih lebih tinggi dibandingkan Korea Selatan yang hanya mampu tumbuh sebesar 4,2 persen.

Menkeu memaparkan, kontribusi terbesar dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini didorong oleh konsumsi masyarakat sebesar 55,7 persen. Sedangkan kontribusi investasi sedikit mengalami peningkatan menjadi 31,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, struktur pertumbuhan ekonomi nasional juga didorong kinerja ekspor yang pada kuartal I tahun ini mampu tumbuh sebesar 27,5 persen. Hal ini didorong peningkatan ekspor non migas dan migas. Sementara impor diakui lebih tinggi. Impor pada kuartal I mampu tumbuh 29,5 persen.

Menkeu juga mengapresiasi pertumbuhan ekonomi yang didukung peningkatan pertumbuhan pada sektor pertanian, pertambangan, industri, pengangkutan, keuangan, dan jasa. Dari sisi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia juga dinilai masih tinggi. Salah satu indikatornya adalah aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia yang masih cukup deras.

Sentimen positif dari bursa global menyebabkan indeks harga saham gabungan (IHSG) terus meningkat dan mendorong rupiah mengalami apresiasi tertinggi di kawasan regional.

"Selama bulan April, terjadi capital inflow di pasar surat utang negara Rp9,85 triliun, saham Rp17,5 triliun, dan SBI mencapai Rp9,71 triliun," kata Menkeu.

Sementara itu dilihat dari realisasi neraca pembayaran pada kuartal I 2011, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, kinerja neraca pembayaran diperkirakan masih akan tercatat surplus yang cukup besar pada kuartal II tahun 2011. Surplus tersebut berasal baik dari transaksi berjalan maupun transaksi modal dan keuangan.

Ia menyebutkan, realisasi transaksi berjalan pada kuartal I tahun ini tercatat surplus sebesar 1,9 miliar dolar AS dan diperkirakan sepanjang tahun ini akan mencapai 4,4 miliar dolar AS.

Sementara surplus transaksi modal dan keuangan pada kuartal I 2011 mencapai sebesar 6,2 miliar yang ditopang oleh kinerja investasi langsung dan investasi portofolio.

Bambang mengakui, investasi yang masuk ke Indonesia memang masih didominasi portfolio. Namun secara perlahan selisih antara investasi asing langsung (FDI) dan portofolio akan semakin kecil. Bahkan, dia memprediksi hingga akhir tahun ini, FDI dan portfolio bakal seimbang.(*)
(T.A039/B012)