Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong pribumisasi atau membumikan isu perubahan iklim dalam konteks Indonesia melalui serangkaian forum ilmiah dari Sumatera hingga Papua.

"Kami sudah menghimpun 150-an peneliti dari dua kali forum ilmiah di Bandung dan Surabaya," kata Deputi III Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Ir Arief Yuwono MA di Surabaya, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela pembukaan Forum Ilmiah Perubahan Iklim Indonesia yang dilakukan Wamendiknas Prof Fasli Jalal PhD dan diikuti 80-an peneliti dan pemerhati lingkungan di Jatim.

Menurut dia, forum ilmiah peneliti perubahan iklim itu akan melakukan empat langkah yakni memetakan isu perubahan iklim dalam konteks lokal, seperti perubahan temperatur, kenaikan air laut, hujan, dan sebagainya.

"Para peneliti itu juga akan melakukan inventarisasi dampak perubahan iklim dalam konteks lokal, seperti dampak pada bidang pertanian, perkotaan, kehutanan, kesehatan, dan sebagainya," katanya.

Selain itu, para peneliti dan pemerhati lingkungan dalam forum ilmiah itu akan menghimpun inisiatif yang ada di tingkat lokal dalam mengantisipasi perubahan iklim untuk di teladani orang lain.

"Kami juga akan menginventarisasi kelembagaan untuk menjadi forum ilmiah dari Indonesia untuk perubahan iklim, sehingga data perubahan iklim bukan lagi data global, tapi data Indonesia," katanya.

Ditanya target dari forum ilmiah itu, ia mengatakan pihaknya ingin mendorong partisipasi peneliti dan pemerhati dalam menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada tahun 2025.

"Presiden sudah menyatakan hal itu, karena itu kita harus berperan dalam mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan melalui berbagai cara, termasuk penelitian tentang perubahan iklim untuk disumbangkan kepada masyarakat," katanya.
(ANT/A038)