Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) menggandeng Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk bersinergi dalam program pengembangan industri dan usaha olahraga akuatik di Tanah Air.

Kerja sama ditandai dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Umum PB PRSI Anindya Novyan Bakrie dan Ketua Kadin M. Arsjad Rasjid PM di Menara Kadin, Jakarta, Jumat.

Olahraga akuatik memiliki potensi besar di bidang industri karena memiliki lima cabang olahraga yakni, renang, renang indah, loncat indah, polo air, dan renang perairan terbuka.

Baca juga: PRSI bakal jaring bibit perenang potensial untuk pelatnas lapis dua

Anin mengatakan melalui kerja sama ini, ada tiga keuntungan untuk olahraga akuatik. Pertama, Kadin bisa membantu dari segi hardware dengan harapan para pengusaha-pengusaha perhotelan di Indonesia yang memiliki kolam renang, dapat memfasilitasi atlet-atlet Merah Putih untuk berlatih.

"Kedua di bidang software, para pengusaha digital bisa membantu sport science dan dan data analitik," kata Anin dalam keterangan resminya.

Kemudian ketiga, renang yang menjadi cabang olahraga unggulan dalam Desain Besar Olahraga Indonesia (DBON) bisa sangat membantu prestasi atlet menuju Olimpiade.

Sementara, Arsjad Rasjid menyebut olahraga bisa menjadi tulang punggung untuk pertumbuhan ekonomi ke depan karena bagian dari kehidupan. Dia berharap industri olahraga bisa berkembang.

"Ke depan bagaimana kita bisa bersama menerapkan dan menjalankan ini. Jaringan yang ada kita gerakkan, saya gembira dan terima kasih. Kita akan terus diskusi. Industri olahraga nasional kami percaya ini memiliki prospek yang cerah,” kata Arsjad.

Selain dengan PB PRSI, Kadin juga melakukan penandatanganan MoU dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat melalui Ketua Umum IMI Pusat, Bambang Soesatyo.

Baca juga: Kejuaraan renang Indonesia Open jadi acuan promosi-degradasi pelatnas
Baca juga: PRSI lakukan reformasi demi sukseskan Desain Besar Olahraga Nasional