MPR ajak warga ikuti himbauan presiden cegah varian Omicron
17 Desember 2021 12:21 WIB
Arsip foto - pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggencarkan razia vaksin bagi warga belum menjalani vaksinasi, sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 varian Omicron di daerah itu. ANTARA/Aprionis.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengajak masyarakat mendukung himbauan Presiden Joko Widodo dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron dengan tidak berpergian ke luar negeri.
Ia mengatakan, WHO mengingatkan varian Omicron membawa risiko infeksi ulang yang lebih tinggi bahkan mutasinya dapat menginfeksi kembali mereka yang sudah pernah terkena Covid-19.
Baca juga: Satgas COVID-19 sebut kasus Omicron pertama jadi alarm kewaspadaan
"WHO mencatat setidaknya hingga 14 Desember 2021, Omicron telah ditemukan di 77 negara, dengan pola penyebaran yang tidak terdeteksi. Karenanya kewaspadaan perlu ditingkatkan, tanpa perlu adanya panik yang berlebihan," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kasus varian Omicron pertama yang ditemukan di Indonesia, serta berbagai peringatan yang dikeluarkan WHO, menjadi alarm bagi semua pihak untuk tidak pernah kendur mentaati protokol kesehatan.
Baca juga: Dishub Lampung perketat pengawasan simpul transportasi cegah Omicron
Menurut dia, hal yang lebih penting lagi adalah mengajak keluarga dan kerabat terdekat untuk segera divaksinasi karena saat ini pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi terhadap anak usia 6-11 tahun.
"Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 15 Desember 2021, dari 208,2 juta penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi, Indonesia sudah melakukan vaksinasi pertama terhadap 148,3 juta penduduk. Vaksinasi ke-2 terhadap 104,5 juta penduduk, dan vaksinasi ke-3 terhadap 1,2 juta penduduk," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Babel bentuk timgassus cegah COVID-19 Omicron
Ia mengatakan, sementara itu jumlah kasus positif yang terkonfirmasi di Indonesia sudah mencapai 4,2 juta kasus, dan sebanyak 4,1 juta di antaranya sudah pulih, 143.969 meninggal dunia, dan kasus aktif yang ada hingga saat ini mencapai 4.864 kasus.
"Kita patut bersyukur, laju kepositifan Indonesia berada di 0,1 persen jauh lebih kecil dibanding standar WHO sebesar 5 persen. Untuk mempertahankannya, perlu kerja bersama dari seluruh pihak," katanya.
Baca juga: Pemprov Babel gencarkan razia warga belum vaksinasi cegah Omicron
Ia menilai, selama ini Indonesia berhasil menangani varian Alfa, Beta, dan Gamma pada gelombang pertama, serta Delta pada gelombang kedua, dan berharap varian Omicron tidak sampai menyebabkan gelombang ketiga.
Ia mengatakan, WHO mengingatkan varian Omicron membawa risiko infeksi ulang yang lebih tinggi bahkan mutasinya dapat menginfeksi kembali mereka yang sudah pernah terkena Covid-19.
Baca juga: Satgas COVID-19 sebut kasus Omicron pertama jadi alarm kewaspadaan
"WHO mencatat setidaknya hingga 14 Desember 2021, Omicron telah ditemukan di 77 negara, dengan pola penyebaran yang tidak terdeteksi. Karenanya kewaspadaan perlu ditingkatkan, tanpa perlu adanya panik yang berlebihan," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kasus varian Omicron pertama yang ditemukan di Indonesia, serta berbagai peringatan yang dikeluarkan WHO, menjadi alarm bagi semua pihak untuk tidak pernah kendur mentaati protokol kesehatan.
Baca juga: Dishub Lampung perketat pengawasan simpul transportasi cegah Omicron
Menurut dia, hal yang lebih penting lagi adalah mengajak keluarga dan kerabat terdekat untuk segera divaksinasi karena saat ini pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi terhadap anak usia 6-11 tahun.
"Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 15 Desember 2021, dari 208,2 juta penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi, Indonesia sudah melakukan vaksinasi pertama terhadap 148,3 juta penduduk. Vaksinasi ke-2 terhadap 104,5 juta penduduk, dan vaksinasi ke-3 terhadap 1,2 juta penduduk," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Babel bentuk timgassus cegah COVID-19 Omicron
Ia mengatakan, sementara itu jumlah kasus positif yang terkonfirmasi di Indonesia sudah mencapai 4,2 juta kasus, dan sebanyak 4,1 juta di antaranya sudah pulih, 143.969 meninggal dunia, dan kasus aktif yang ada hingga saat ini mencapai 4.864 kasus.
"Kita patut bersyukur, laju kepositifan Indonesia berada di 0,1 persen jauh lebih kecil dibanding standar WHO sebesar 5 persen. Untuk mempertahankannya, perlu kerja bersama dari seluruh pihak," katanya.
Baca juga: Pemprov Babel gencarkan razia warga belum vaksinasi cegah Omicron
Ia menilai, selama ini Indonesia berhasil menangani varian Alfa, Beta, dan Gamma pada gelombang pertama, serta Delta pada gelombang kedua, dan berharap varian Omicron tidak sampai menyebabkan gelombang ketiga.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021
Tags: