Medan (ANTARA) - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berhasil ditangkap dengan cara masuk ke dalam perangkap jebakan yang dipasang di Desa Siundol Julu, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara (Sumut).

"Setelah satu bulan lebih penanganan konflik warga Kabupaten Padang Lawas, akhirnya si raja hutan tersebut masuk ke dalam perangkap jebak," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Basar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumut Ir.Irzal Azhar dalam keterangan tertulis, Kamis.

Irzal menyebutkan, petugas Balai Besar KSDA Sumut melalui Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang pada Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan memasang kandang jebak ketiga, setelah sebelumnya dipasang di 2 desa, masing-masing Desa Hutabargot, Minggu (28/11), dan Desa Pangaranbira Jae, Selasa (30/11).

Perjalanan panjang penanganan konflik ini mulai menunjukkan titik terang ketika pada Senin, 13 Desember 2021 dua ekor anjing peliharaan warga Desa Siundol Julu milik Gongma Tua Hasibuan ditemukan mati diduga korban harimau sumatera, karena di lokasi ditemukan jejak harimau.

"Selanjutnya pada Selasa, 14 Desember 2021 kembali ternak ayam milik warga Desa Siundol Julu dimangsa, dan diduga oleh harimau sumatera, setelah di sekitar lokasi ditemukan jejak-jejak harimau," ujarnya pula.

Ia menjelaskan, penyisiran kemudian dilakukan oleh tim Balai Besar KSDA Sumut dengan melakukan pengecekan kandang jebak serta pemeriksaan rekaman camera trap yang terpasang. Saat itu si raja hutan tidak tampak terekam camera trap maupun di kandang jebak.

Pada Kamis, 16 Desember 2021 sekitar pukul 12.15 WIB, petugas melakukan pengecekan di 3 lokasi kandang jebak dan hasilnya pada kandang jebak ketiga yang dipasang di Desa Siundol Julu, harimau sumatera ditemukan masuk dalam kandang tersebut.

Selanjutnya tim melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera yang terperangkap tersebut ke Sanctuary Harimau Sumatera Barumun di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas untuk dilakukan tindakan pemeriksaan kesehatan, perawatan serta proses rehabilitasi sebelum nantinya dilepasliarkan kembali ke habitat alami satwa tersebut.

"Balai Besar KSDA Sumut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penanganan konflik sampai pada evakuasi harimau sumatera. Ke depan dukungan dan partisipasi seluruh pihak serta masyarakat dalam penanganan konflik dengan satwa liar dapat lebih ditingkatkan lagi," kata Irzal.
Baca juga: BKSDA Sumut hentikan pencarian jejak harimau di Padang Lawas