Jakarta (ANTARA) - Layanan keuangan digital BUMN LinkAja menargetkan kota-kota berkembang untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan dengan memberikan layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, kata Direktur Marketing LinkAja Wibawa Prasetyawan.

Wibawa memaparkan, ada empat langkah yang dilakukan LinkAja untuk mempercepat inklusi keuangan di kota-kota berkembang.

"Pertama, dengan merangkul merchant lokal. Jadi, kami berkomitmen untuk memajukan ekonomi lokal," kata Wibawa saat media gathering yang digelar secara hibrida, Kamis.

Kedua, lanjut dia, kampanye dan promosi untuk meningkatkan pengetahuan hyperlocal dengan menggunakan sentuhan lokal saat melakukan pemasaran.

Ketiga, membentuk tim lapangan yang berdedikasi untuk menciptakan sustainability atau keberlanjutan dengan berbagai bentuk edukasi dan aktivasi untuk meningkatkan penggunaan aplikasi.

Baca juga: Dukung esports, LinkAja gandeng EVOS

Baca juga: LinkAja tambah menu layanan kesehatan


"Tim lapangan kami itu hebat banget. Ada 476 kota yang kita hadir di situ dan siap melayani merchant-merchant di situ," ujar Wibawa.

Langkah keempat, lanjutnya, adalah merchant makeover dan key opinion leader untuk memperkuat kehadiran LinkAja di tengah masyarakat.

"Tokonya kita dandanin, kemudian key opinion leader lokal yang akan membantu kita melakukan sosialisasi mengenai digital economy melalui LinkAja," kata Wibawa.

Selain itu, Wibawa juga mengatakan bahwa LinkAja bekerja sama dengan pemerintah kota dan pemerintah provinsi setempat untuk mendigitalisasi pasar tradisional serta melakukan sosialisasi mengenai manfaat bertransaksi digital.

Fokus LinkAja di kota-kota berkembang tersebut, kata Wibawa juga dalam rangka mendorong perkembangan dan digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

"Kita fokus pada wilayah tier 2 dan 3 untuk peningkatan UMKM bukan cuma dalam hal cash management tapi juga bagaimana mereka mendapatkan akses permodalan," kata Wibawa.

Apalagi, menurut dia, mayoritas pengguna di kota tier 1 dan tier 2 menggunakan LinkAja untuk berbagai kebutuhan esensial seperti berbelanja di pasar tradisional, pembayaran PAM, hingga pembelian pulsa. Hal tersebut tentu harus menjadi peluang yang tak boleh dilewatkan oleh para pelaku UMKM.

Hingga saat ini, LinkAaja telah memiliki lebih dari 80 juta pengguna terdaftar dan lebih dari 2,3 juta merchant terdaftar sejak diluncurkan pada tahun 2019.

Baca juga: LinkAja, PGRI dan Paybill kolaborasi di digitalisasi pendidikan

Baca juga: BSI-LinkAja sinergi tingkatkan inklusi keuangan digital syariah

Baca juga: LinkAja perkuat layanan syariah dengan Muslimat NU dan Paybill