Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 15 kali mengeluarkan guguran lava pijar pada Kamis.

Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 1.500 meter ke arah barat daya mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.

Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 54 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 mm selama 24-99 detik dan dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 2 mm selama 11-18 detik.

Pada Kamis pagi, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 50-300 meter di atas puncak.

Selama periode pengamatan, angin di Gunung Merapi bertiup lemah ke arah barat, suhu udara 16-21 derajat Celcius, kelembaban udara 75-95 persen, dan tekanan udara 567-719 mmHg.

Pada periode pengamatan Rabu (15/12) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter dan enam guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1600 meter kearah barat daya.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih.

Apabila gunung api itu mengalami erupsi eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2.000 meter ke barat

Baca juga: Volume kubah lava di tengah kawah Merapi capai tiga juta meter kubik

Baca juga: Sleman terus perbaiki jaringan pipa air terdampak banjir lahar Merapi