Polisi Jerman ungkap rencana pembunuhan pemimpin Saxony
15 Desember 2021 19:55 WIB
Polisi meninggalkan sebuah gedung usai penggerebekan di sejumlah lokasi di Dresden, Jerman, Rabu (15/12/2021), sebagai bagian dari penyelidikan tentang rencana pembunuhan pemimpin negara bagian Saxony, Michael Kretschmer, oleh aktivis anti-vaksinasi. (ANTARA/Reuters/Matthias Rietschel/as)
Berlin (ANTARA) - Polisi Jerman pada Rabu mengatakan mereka telah mengungkap rencana para aktivis anti vaksin di Saxony untuk membunuh pemimpin negara bagian itu.
Pengungkapan itu menambah kekhawatiran pada meningkatnya aksi protes yang diwarnai kekerasan terhadap rencana pemerintah setempat untuk mewajibkan vaksinasi.
Saxony adalah salah satu negara bagian di Jerman yang memiliki tingkat infeksi COVID-19 paling tinggi dan tingkat vaksinasinya termasuk yang paling rendah.
Rencana pembunuhan Michael Kretschmer, pemimpin negara bagian itu, telah didiskusikan di kelompok perbincangan di platform Telegram, kata polisi.
Baca juga: Jerman usir dua warga Rusia terkait kasus pembunuhan orang Georgia
Para anggota kelompok "Dresden Offlinevernetzung" atau "jaringan luring Dresden" telah mengindikasikan lewat pesan-pesan Telegram bahwa mereka mungkin memiliki senjata api dan busur panah, kata polisi Saxony lewat Twitter.
Setelah mencari di sejumlah tempat di Dresden, polisi mengatakan "dugaan awal itu dikonfirmasi".
Protes-protes menentang pembatasan baru bagi mereka yang tidak divaksin dan rencana mewajibkan vaksinasi bagi beberapa kelompok masyarakat di Jerman telah memicu lebih banyak aksi kekerasan.
Banyak serangan diarahkan kepada dokter, politisi dan wartawan.
Vaksinasi akan diwajibkan mulai 16 Maret bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, panti jompo dan fasilitas kesehatan lainnya.
Baca juga: Merkel serukan perdamaian pasca pembunuhan "mengerikan" Floyd
Media penyiaran Jerman ARD melaporkan pada Selasa bahwa lebih dari selusin politisi, media massa dan institusi publik telah menerima surat ancaman "perlawanan berdarah" terhadap aturan tersebut.
Surat itu juga disertai bungkusan berisi potongan daging.
Pada September, sebuah pusat vaksinasi di Saxony menjadi target pembakaran. Bulan lalu, sekelompok pemrotes berkumpul di luar kediaman menteri dalam negeri Saxony sambil membawa obor, yang terlihat secara implisit sebagai ancaman kekerasan.
Grup Telegram para penentang vaksinasi di Dresden menjadi perhatian pihak berwenang menyusul laporan investigatif oleh jurnalis ZDF pekan lalu.
Laporan itu menyebutkan para anggota grup itu telah berdiskusi tentang pembunuhan pejabat-pejabat pemerintah Saxony.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jerman pertimbangkan vaksin wajib saat kasus COVID melonjak
Baca juga: Parlemen Jerman perdebatkan aturan baru COVID saat kasus melejit
Pengungkapan itu menambah kekhawatiran pada meningkatnya aksi protes yang diwarnai kekerasan terhadap rencana pemerintah setempat untuk mewajibkan vaksinasi.
Saxony adalah salah satu negara bagian di Jerman yang memiliki tingkat infeksi COVID-19 paling tinggi dan tingkat vaksinasinya termasuk yang paling rendah.
Rencana pembunuhan Michael Kretschmer, pemimpin negara bagian itu, telah didiskusikan di kelompok perbincangan di platform Telegram, kata polisi.
Baca juga: Jerman usir dua warga Rusia terkait kasus pembunuhan orang Georgia
Para anggota kelompok "Dresden Offlinevernetzung" atau "jaringan luring Dresden" telah mengindikasikan lewat pesan-pesan Telegram bahwa mereka mungkin memiliki senjata api dan busur panah, kata polisi Saxony lewat Twitter.
Setelah mencari di sejumlah tempat di Dresden, polisi mengatakan "dugaan awal itu dikonfirmasi".
Protes-protes menentang pembatasan baru bagi mereka yang tidak divaksin dan rencana mewajibkan vaksinasi bagi beberapa kelompok masyarakat di Jerman telah memicu lebih banyak aksi kekerasan.
Banyak serangan diarahkan kepada dokter, politisi dan wartawan.
Vaksinasi akan diwajibkan mulai 16 Maret bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, panti jompo dan fasilitas kesehatan lainnya.
Baca juga: Merkel serukan perdamaian pasca pembunuhan "mengerikan" Floyd
Media penyiaran Jerman ARD melaporkan pada Selasa bahwa lebih dari selusin politisi, media massa dan institusi publik telah menerima surat ancaman "perlawanan berdarah" terhadap aturan tersebut.
Surat itu juga disertai bungkusan berisi potongan daging.
Pada September, sebuah pusat vaksinasi di Saxony menjadi target pembakaran. Bulan lalu, sekelompok pemrotes berkumpul di luar kediaman menteri dalam negeri Saxony sambil membawa obor, yang terlihat secara implisit sebagai ancaman kekerasan.
Grup Telegram para penentang vaksinasi di Dresden menjadi perhatian pihak berwenang menyusul laporan investigatif oleh jurnalis ZDF pekan lalu.
Laporan itu menyebutkan para anggota grup itu telah berdiskusi tentang pembunuhan pejabat-pejabat pemerintah Saxony.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jerman pertimbangkan vaksin wajib saat kasus COVID melonjak
Baca juga: Parlemen Jerman perdebatkan aturan baru COVID saat kasus melejit
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: