Jakarta (ANTARA) - Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Rachmadi Widdiharto mendorong guru untuk berkolaborasi melalui berbagai program yang diluncurkan Kemendikbudristek.

"Sejumlah program seperti Guru Penggerak, Guru Berbagi, dan Guru Belajar bertujuan agar guru saling berkolaborasi untuk berbagi ide dan praktik baik, " ujar Rachmadi di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan hal itu untuk mendukung proses pembelajaran campuran dan meningkatkan kecakapan digital ke depannya.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut vaksinasi anak tidak jadi syarat wajib PTM

Pemerintah melakukan itu untuk mendukung transformasi pendidikan melalui pembelajaran digital.

Menurut Rachmadi, masa pandemi dan pembelajaran campuran (hybrid learning) membuat guru
memanfaatkan media digital.

Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan mengatakan guru perlu menerapkan kemerdekaan dalam mengajar. Guru Merdeka Belajar dimulai dari ekosistem Merdeka Belajar, kemudian sekolah Merdeka Belajar, lalu kelas Merdeka Belajar.

"Meskipun ada pengawas sekolah, ada kepala sekolah, seberapa sering sih mereka datang memantau. Semua tergantung perilaku dan kebiasaan, serta kemampuan guru untuk menerapkan kondisi guru Merdeka Belajar, " kata Bukik.

Guru Merdeka Belajar membutuhkan peran teknologi. Dalam transformasi pembelajaran sangat terlihat. Tahap pertama adalah pembelajaran Merdeka Belajar, kemudian masuk ke integrasi digital melalui teknologi yang adaptif, selanjutnya lakukan dokumentasi dan publikasi praktik baik.

"Nah dokumentasi praktik ini membutuhkan teknologi informasi yang terbaik untuk mendokumentasikan berbagai pembelajaran Guru Merdeka Belajar ini agar dapat terdokumentasikan hasilnya dan jadi bahan evaluasi ke tahap berikutnya," kata Bukik.

Para guru harus berkolaborasi dalam ekosistem Guru Merdeka Belajar agar maju bersama.

Baca juga: Kemendikbudristek siapkan 10.000 mahasiswa menjadi peneliti

Baca juga: Program Bangkit 2022 ditargetkan jangkau 3.000 mahasiswa


"Jangan sampai guru terjebak dalam urusan administrasi, tetapi tidak berkolaborasi dalam mengembangkan diri. Pemerintah harus bisa menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kolaborasi, guru tidak berkompetisi, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lain," terang dia.

Ketua Jaringan Semua Guru dan Semua Murid, Ivan Ahda mengatakan untuk menuju transformasi pendidikan Indonesia, perlu adanya kerja bersama dari
berbagai pihak.

"Kami mengapresiasi Lenovo Indonesia dan Google for Education yang peduli dan mendukung transformasi pendidikan ini. Transformasi
ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Perlu kolaborasi untuk mempercepat prosesnya. Kita semua harus ambil peran karena pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Ivan.