Jakarta (ANTARA) - Kamboja menggelar sebuah upacara keagamaan di depan candi tersohor Angkor Wat, barat laut Provinsi Siem Reap, pada Selasa (14/12) untuk memulai acara bertajuk "Angkor Thanksgiving" secara resmi.

Upacara yang diselenggarakan oleh Otoritas Nasional APSARA (ANA) tersebut dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Inspeksi dan Hubungan Majelis Nasional-Senat Kamboja Men Sam An, Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja Phoeurng Sackona, serta ratusan pejabat dan penduduk lokal.

Upacara keagamaan ini juga mencakup kegiatan pemberian sedekah kepada para biksu Buddhis di depan Angkor Wat, demikian ANA dalam siaran pers.

Otoritas tersebut menambahkan "Angkor Thanksgiving" yang berlangsung selama tiga hari akan menampilkan beragam program seperti ritual keagamaan, pertunjukan seni pada malam hari, dan pameran.
Para biksu Buddha menghadiri acara "Angkor Thanksgiving" di Angkor Wat di Provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 14 Desember 2021. (Xinhua/Ly Lay)Foto yang diabadikan pada 18 Oktober 2021 ini menunjukkan pintu masuk timur Angkor Wat di Taman Arkeologi Angkor di Provinsi Siem Reap, Kamboja. (Xinhua/Otoritas Nasional APSARA)


Berbicara pada acara pembukaan, Men Sam An mengatakan "Angkor Thanksgiving" digelar untuk memperingati 29 tahun dicantumkannya Taman Arkeologi Angkor dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada 14 Desember 1992.

Sementara itu, Sackona mengatakan acara tersebut memberikan kesempatan bagi publik untuk mengunjungi dan mempelajari pekerjaan di lokasi pemugaran candi tersebut, tempat ANA beroperasi.

"Acara ini menjadi pesan bagi rekan-rekan senegara kita untuk ikut menjaga dan melestarikan Angkor serta warisan nasional lainnya demi kepentingan bersama," kata dia.

Dia menambahkan acara itu juga dirancang untuk menghidupkan kembali pariwisata setelah situasi COVID-19 di negara kerajaan itu telah terkendali dan pelancong asing yang divaksinasi lengkap dapat mengunjungi Kamboja tanpa karantina.

Taman Arkeologi Angkor seluas 401 km persegi itu merupakan destinasi wisata paling populer di Kamboja.

Menurut Angkor Enterprise, sebelum pandemi COVID-19, situs tersebut menarik hingga 2,2 juta turis internasional pada 2019, serta menghasilkan pendapatan kotor sebesar 99 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.348) dari penjualan tiket.

Sementara itu, taman kuno itu hanya menerima kunjungan 9.488 warga asing dalam 11 bulan pertama 2021, kata Angkor Enterprise.

Pihaknya hanya memperoleh pendapatan kotor sebesar 385.696 dolar AS dari penjualan tiket pada periode yang sama.