Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan pemantauan sejumlah lokasi rawan bencana sebagai bentuk antisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

"Terdapat beberapa lokasi yang menjadi langganan banjir saat hujan lebat seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, pemantauan terus kami lakukan guna mengantisipasi agar bencana tidak menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Rabu.

Menurut dia, Bangka Barat pada awal Desember 2021 ditetapkan sebagai salah satu daerah darurat bencana di Babel seiring dengan terjadinya banjir air pasang yang terjadi di beberapa lokasi di dua kecamatan.

Penetapan tanggap darurat bencana tersebut berdasarkan kajian yang telah dilakukan yang menemukan adanya sejumlah lokasi banjir pasang yang berlangsung cukup lama.

Dalam peristiwa banjir tersebut mengakibatkan sebanyak 552 rumah warga terendam air dengan ketinggian antara 60 hingga 100 centimeter.

"Selain kerugian harta akibat genangan air tersebut, warga juga tidak bisa beraktivitas atau bekerja normal selama sekitar empat hari. Hal ini terjadi di tiga desa/kelurahan, masing-masing di Desa Kampak, Kecamatan Jebus, Desa Belolaut dan Kelurahan Tanjung di Kecamatan Mentok," katanya.

Berdasarkan data tersebut, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Pemprov Babel melalui rapat koordinasi bencana yang digelar bersama seluruh kabupaten/kota.

"Dengan adanya antisipasi dini ini kita berharap kejadian banjir beberapa tahun yang sempat mengakibatkan jalan putus, jembatan rusak, sehingga mengganggu distribusi logistik, bahan bakar minyak, dan angkutan warga tidak terulang kembali," katanya.

Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming mengatakan banjir yang terjadi beberapa hari lalu mengganggu aktivitas dan perekonomian masyarakat.

Selain itu, dia juga mengkhawatirkan bila terjadi banjir yang lebih lama dan meluas akan mengganggu distribusi logistik di Pulau Bangka karena sebagian besar logistik masuk melalui Pelabuhan Tanjungkalian Mentok.

"Kami berharap dukungan dari Pemprov Babel dan pemerintah daerah lain untuk bersama-sama menangani permasalahan ini," katanya.
Baca juga: Lima daerah di Bangka Belitung siaga menghadapi banjir
Baca juga: Satgas: Bangka Belitung nihil kasus harian COVID-19
Baca juga: Komut Inalum Doni Monardo tinjau reklamasi bekas tambang timah Bangka