Beijing (ANTARA) - Saham-saham China ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan Rabu, di tengah rilis data ekonomi November yang menunjukkan ketahanan ekonomi terbesar kedua di dunia itu meskipun ada tekanan turun, namun kasus COVID-19 yang bangkit kembali membebani sektor konsumen.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai jatuh 0,38 persen atau 13,90 poin menjadi berakhir di 3.647,63 poin, sedangkan Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China berakhir 0,73 persen atau 110,57 poin lebih rendah menjadi berakhir di 15.026,21 poin.

Nilai transaksi gabungan saham yang dicakup oleh kedua indeks tersebut mencapai 1,14 triliun yuan (sekitar 179 miliar dolar AS), tidak berubah dari hari perdagangan sebelumnya.

China pada Rabu merilis serangkaian data ekonomi untuk November, yang menunjukkan berlanjutnya momentum pemulihan, dengan indikator utama tetap dalam kisaran yang wajar.

Baca juga: Saham China dibuka merosot, Indeks Shanghai turun 0,18 persen

"Meskipun banyak tekanan, fundamental pembangunan ekonomi jangka panjang China tidak berubah," kata Fu Linghui, Juru Bicara Biro Statistik Nasional.

Pada Rabu juga melihat penerapan pemotongan rasio persyaratan cadangan untuk lembaga keuangan yang sebelumnya diumumkan oleh bank sentral negara itu. Pengurangan ini diperkirakan akan melepaskan total 1,2 triliun yuan dana jangka panjang ke dalam perekonomian.

Suntikan tersebut akan membantu meringankan ketegangan likuiditas pada akhir tahun dan mendorong operasi pasar saham yang stabil, kata Pan Helin, Pakar Ekonomi Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan.

Sementara itu Indeks ChiNext yang melacak saham perusahaan-perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan (start-up) di papan perdagangan bergaya Nasdaq China, berakhir melemah 0,87 persen menjadi menetap pada 3.464,76 poin.

Baca juga: IHSG diprediksi melemah hari ini, ikuti koreksi indeks Wall Street