Jakarta (ANTARA) - Grandmaster catur Indonesia Susanto Megaranto dan Chelsie Monica memberikan kiat para gamer menjadi master Speed chess di platform MPL.
"Catur online berbeda dengan catur biasa karena faktor teknisnya lebih banyak. Kalau mau jadi Master Speed Chess, ya harus sering bermain game Speed Chess dan bertanding di turnamen yang tersedia setiap harinya di platform MPL. Terutama untuk membiasakan tangan kita supaya tidak kaku ketika memindahkan pion catur di layar ponsel. Karena kalau tangan kita tidak sigap, jadi makan waktu sedangkan durasi game sangat singkat dan kita harus memikirkan langkah selanjutnya dengan cepat," kata Chelsie dalam siaran pers pada Rabu.
Semakin sering bermain game Speed Chess di platform MPL, semakin sering kita melatih berpikir dan berstrategi dengan cepat, demikian Susanto menambahkan.
Baca juga: MPL raih pendanaan Seri E bervaluasi 2,3 M dolar AS
"Ini artinya bukan kemampuan kita bermain catur online saja yang meningkat, tapi juga ketangkasan kita bertanding catur secara offline," kata Susanto.
Terus-menerus berlatih memang sangat penting. Tapi yang lebih penting lagi adalah berlatih dengan lawan yang lebih tinggi kemampuannya sehingga kita dapat belajar dari kekalahan dan memanfaatkannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri.
Semakin berat lawan kita, semakin banyak kita belajar untuk meningkatkan skill. Nah, salah satu keuntungan terbesar bermain catur secara online adalah kita dapat bertemu lebih banyak lawan, termasuk mereka yang kemampuannya jauh lebih kuat daripada kita.
"Semakin tinggi level kita, semakin berat lawan yang dihadapi. Kalau bermain catur biasa, tantangan seperti ini sulit kita dapatkan," kata Susanto. "Enaknya, meski bertemu lawan yang jauh lebih berat ketika main catur online, kita tidak terpengaruh secara mental seperti halnya kalau tatap muka. Jadi kita bisa main seperti biasa saja dan lebih bisa fokus," kata Susanto menambahkan.
Baca juga: EVOS optimistis hadapi MPL Season 8 dengan kembalinya Luminaire
Selain itu, untuk permainan catur cepat seperti Speed Chess, merencanakan strategi pembukaan yang jitu menjadi sangat penting untuk memastikan kemenangan di akhir game.
"Mengingat durasi Speed Chess hanya beberapa menit, jangan habiskan banyak waktu di pembukaan catur. Persiapkan pembukaan sebaik mungkin, apalagi kalau kita sudah tahu lawan kita siapa," kata Chelsie. "Jika tidak tahu lawan yang dihadapi, tetap fokus pada pembukaan kita sehingga kita dapat menentukan pertahanan yang solid dalam menghadapi serangan lawan."
Chelsie juga menambahkan bahwa meski bukan cabang olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik, pemain catur tetap harus menjaga stamina untuk mendukung kemampuan mereka berpikir dengan cepat dan tajam saat bertanding.
Baca juga: Mobile Premier League catatkan lima juta pengguna
"Catur memang tidak seperti cabang olahraga pada umumnya. Namun untuk memiliki konsentrasi yang baik, kita tetap perlu memelihara kondisi fisik tubuh kita. Saya biasanya menjaga stamina dengan berolahraga ringan seperti renang dan jalan santai. Istirahat yang cukup juga sangat penting supaya kita tetap fokus, tidak mengantuk dan salah langkah saat berkompetisi online," kata Chelsie.
Turnamen Speed Chess yang digelar MPL di Piala Presiden eSports (PPE) 2021 berhasil menarik lebih dari 40.000 peserta dari beragam usia, profesi dan daerah asal.
Pencapaian ini mengukuhkan status turnamen Speed Chess MPL sebagai turnamen terbesar di Indonesia dari segi jumlah peserta, selain dari segi jumlah hadiah yang mencapai Rp200 juta.
Akhir pencarian Master Speed Chess MPL di ajang PPE 2021 sudah semakin dekat dengan lolosnya empat pemain di babak Kualifikasi Semifinal yang digelar di Jakarta pada akhir November.
Baca juga: Empat pemain siap berlaga di semifinal Master Speed Chess MPL
Baca juga: Baim Wong belajar catur dari Chelsie Monica
Baca juga: "Piala Presiden eSports 2021" menarik minat lebih dari 40.000 peserta
Kiat jadi master Speed Chess MPL dari Grandmaster Susanto dan Chelsie
15 Desember 2021 16:52 WIB
Grandmaster catur Indonesia Susanto Megaranto dan Chelsie Monica. ANTARA/HO.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: