Bandung (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali, mempersilakan kepada siapa pun yang bisa membuktikan bahwa adanya keterkaitan antara Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, yang didirikan oleh Panji Gumilang dengan Negara Islam Indonesia (NII).

"Siapa yang mengatakan Al Zaytun terkait NII silakan bukitkan, jangan cuma dikatakan. Kalau kita menuduh tanpa pembuktian, khawatir menjadi fitnah," kata Suryadharma Ali, di Bandung, Minggu petang.

Ia menegaskan, jika memang terbukti ada keterkaitan antara Pesantren Al Zaytun dengan NII mengapa pihak keamanan polisi sampai sekarang tidak memprosesnya secara hukum.

"Kalau memang terbukti mengapa pihak kemanan tidak memproses. Itu kalau memang terbukti," ujarnya.

Terkait kedatangannya ke Pondok Pesantren Al Zaytun, ia menyatakan bahwa kunjungan dirinya ke tempat tersebut merupakan sebuah langkah yang diambil untuk melihat langsung apa yang dikerjakan di sana.

"Saya datang ke sana melihat apa yang dikerjakan, bukan hanya sekedar menyimpulkan apa yang dikerjakan. Jadi, saya melihat apa yang dikerjakan di sana. Saya tidak melihat, sistem pengaitan lembaga Al Zaytun dengan NII," katanya.

Menurut dia, susah untuk mengaitkan Pesantren Al Zaytun dengan NII karena dari segi pengelolaan gedung, pendidikan, biaya pendidikan dan manajemen sudah menggunakan sistem yang modern.

"Di sana, dari segi gedung sangat modern, pengelolaan pendidikan modern, pembiayaan pendidikan dengan cara yg modern, manajemen modern dan apresiasi terhadap seni musik jauh lebih besar. Atas dasar itu, saya melihat sesuatu yang berbeda kalau pondok pesantren tidak memiliki pandangan yang radikal itu tidak terlihat tanda-tanda itu," katanya.

Menag mengatakan, saat dirinya berkunjungan ke Pesantren Al Zaytun, ia sempat melakukan dialog dengan pendirinya, yakni Panji Gumilang.

"Saat saya datang ke sana. Saya membuka dialog dan disaksikan 50 sampai 70 wartawan. Saya tanyakan kepada Syekh Panji. Wartawan banyak tanya ke saya tentang Al Zatyun ada kaitannya dengan NII. Saya tidak bisa menjawab karena saya tidak tahu." katanya.

Menag menimpali, "Oleh karenanya, saya mencari informasi langsung dari sumber pertamanya. Syekh ini, menurut pandangan orang, memiliki keterkaitan dengan NII karena tiga unsur, diantaranya historis dan pendanaan. Apa benar? Itu saya tanyakan semua kepada beliau, dan beliau membatahnya," kata Suryadharma Ali.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, atas dasar hal tersebut pihaknya menyatakan bahwa sulit untuk menyatakan bahwa ada keterlibatan antara NII dengan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu.

Ia menyatakan, pandangannya tentang Pesantren Al Zaytun juga merupakan sebuah konfirmasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Agama tahun 2002 tentang keterlibatan Pesantren Al Zaytun dengan NII.

"Penelitian Badan Litbang Kementerian Agama pada tahun 2002 yang digali dari lulusan, murid, kurikulum, buku-bukunya, metode pendidikan, pendidikan ekstra kulikuler, sama dengan saya, hasilnya sulit mengaitkan lembaga Al Zaytun dengan NII," katanya.

Pihaknya juga meminta tidak mau gegabah dalam memberikan penilian bahwa Al Zaytun ada kaitannya dengan NII karena masalah alumni atau lulusannya.

"Sudah ada puluhan ribu lulusan Al Zaytun. Kalau puluhan ribu lulusan Al Zaytun mencari kerja, lalu di cap sebagai kader Islam garis keras gimana? Padahal, tidak terbukti. Saya minta semua pihak bisa arif dan bijaksana dalam menyikapi hal ini," katanya.
(U.KR-ASJ/Y003)