Orang tua diminta laporkan KIPI pada anak usai divaksinasi COVID-19
14 Desember 2021 20:31 WIB
Tangkapan layar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (14/12/2021). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta kepada orang tua untuk melaporkan temuan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang dialami anak ke puskesmas, usai divaksinasi COVID-19.
"Orang tua dapat melaporkan temuan KIPI yang dialami anak ke puskesmas atau ke sentral vaksinasi sebagai input evaluasi pelaksanaan vaksinasi ke depannya serta penanganan lebih lanjut," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan para orang tua juga diminta untuk tidak panik jika terjadi beberapa indikasi KIPI setelah vaksinasi COVID-19, seperti nyeri pada lengan di tempat suntikan, sakit kepala atau nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual atau muntah, rasa lelah, demam ditandai dengan suhu di atas 37,8 derajat Celcius, maupun gejala mirip flu dan menggigil selama satu hingga dua hari.
"Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini dengan membuat anak beristirahat dengan cukup dan minum obat penurun panas jika diperlukan serta konsumsi air putih yang cukup," ujarnya.
Ia menambahkan jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, maka tetap gerakkan dan gunakan lengan anak untuk beraktivitas.
"Dan apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga menyampaikan target sasaran vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun sebanyak 26,5 juta anak di Indonesia.
"Pelaksanaannya akan dimulai di DKI Jakarta, atau Banten atau Depok menggunakan vaksin Sinovac," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, ia mengemukakan peserta vaksinasi diwajibkan untuk membawa kartu keluarga atau dokumen yang mencantumkan NIK anak.
"Adapun kegiatan vaksinasi ini akan diintegrasikan dengan kegiatan imunisasi rutin," katanya.
"Orang tua dapat melaporkan temuan KIPI yang dialami anak ke puskesmas atau ke sentral vaksinasi sebagai input evaluasi pelaksanaan vaksinasi ke depannya serta penanganan lebih lanjut," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan para orang tua juga diminta untuk tidak panik jika terjadi beberapa indikasi KIPI setelah vaksinasi COVID-19, seperti nyeri pada lengan di tempat suntikan, sakit kepala atau nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual atau muntah, rasa lelah, demam ditandai dengan suhu di atas 37,8 derajat Celcius, maupun gejala mirip flu dan menggigil selama satu hingga dua hari.
"Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini dengan membuat anak beristirahat dengan cukup dan minum obat penurun panas jika diperlukan serta konsumsi air putih yang cukup," ujarnya.
Ia menambahkan jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, maka tetap gerakkan dan gunakan lengan anak untuk beraktivitas.
"Dan apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga menyampaikan target sasaran vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun sebanyak 26,5 juta anak di Indonesia.
"Pelaksanaannya akan dimulai di DKI Jakarta, atau Banten atau Depok menggunakan vaksin Sinovac," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, ia mengemukakan peserta vaksinasi diwajibkan untuk membawa kartu keluarga atau dokumen yang mencantumkan NIK anak.
"Adapun kegiatan vaksinasi ini akan diintegrasikan dengan kegiatan imunisasi rutin," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: