Kemendikbudristek: Animo tingkatkan program D3 jadi D4 tinggi
14 Desember 2021 17:04 WIB
Tangkapan layar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto di Jakarta, Selasa (14/12/2021). (ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengatakan animo perguruan tinggi vokasi (PTV) dalam meningkatkan program D3 menjadi sarjana terapan (D4) tinggi.
“Dari hasil survei yang dilakukan, dari 151 responden sebanyak 127 PTV menyatakan berminat dan 24 menyatakan tidak berminat. Namun untuk yang tidak berminat belum didalami, apakah program studi kesehatan atau bukan,” ujar dia dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Untuk program studi kesehatan, lanjut dia, memang membutuhkan perlakuan khusus karena banyak hambatannya di antaranya aturan perundang-undangan. Akan tetapi beda halnya dengan program studi nonkesehatan.
Hambatan lainnya dalam peningkatan program D3 ke D4 atau sarjana terapan adalah persyaratan harus memiliki paten dan kerja sama internasional.
“Memang untuk peraturan yang tidak mengurangi 'link and match' kita relaksaasi. Akan tetapi untuk 'link and match' tidak kita turunkan. Seperti dosen tersertifikasi maupun kerja sama industri,” jelas dia.
Baca juga: Kemendikbudristek: Riset program vokasi harus hasilkan produk nyata
Selanjutnya yakni dari sisi mahasiswa. Pihak kampus harus meyakinkan mahasiswa agar mau menambah waktu selama satu tahun.
Wikan menyebut ada berbagai alasan yang disampaikan pihak mahasiswa di antaranya alasan biaya.
“Hal ini perlu dikomunikasikan yang baik. Mahasiswa harus diyakinkan lebih baik menambah waktu satu tahun, dibandingkan nanti kalau dia ingin melanjutkan ke jenjang sarjana harus menambah empat semester lagi dan biayanya justru lebih besar,” terang dia.
Dia berharap, PTV maupun mahasiswa dan masyarakat secara bersama-sama mau mendukung program peningkatan dari D3 ke jenjang sarjana terapan tersebut. Program sarjana terapan lebih memiliki daya jual baik pada industri maupun mahasiswa baru.
Baca juga: Kemendikbudristek: Program D2 jalur cepat dibuka tahun depan
Baca juga: Dirjen vokas sebut banyak peluang usaha dapat dirintis perempuan
Baca juga: Kemendikbudristek dorong kampus vokasi kerja sama dengan industri
“Dari hasil survei yang dilakukan, dari 151 responden sebanyak 127 PTV menyatakan berminat dan 24 menyatakan tidak berminat. Namun untuk yang tidak berminat belum didalami, apakah program studi kesehatan atau bukan,” ujar dia dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Untuk program studi kesehatan, lanjut dia, memang membutuhkan perlakuan khusus karena banyak hambatannya di antaranya aturan perundang-undangan. Akan tetapi beda halnya dengan program studi nonkesehatan.
Hambatan lainnya dalam peningkatan program D3 ke D4 atau sarjana terapan adalah persyaratan harus memiliki paten dan kerja sama internasional.
“Memang untuk peraturan yang tidak mengurangi 'link and match' kita relaksaasi. Akan tetapi untuk 'link and match' tidak kita turunkan. Seperti dosen tersertifikasi maupun kerja sama industri,” jelas dia.
Baca juga: Kemendikbudristek: Riset program vokasi harus hasilkan produk nyata
Selanjutnya yakni dari sisi mahasiswa. Pihak kampus harus meyakinkan mahasiswa agar mau menambah waktu selama satu tahun.
Wikan menyebut ada berbagai alasan yang disampaikan pihak mahasiswa di antaranya alasan biaya.
“Hal ini perlu dikomunikasikan yang baik. Mahasiswa harus diyakinkan lebih baik menambah waktu satu tahun, dibandingkan nanti kalau dia ingin melanjutkan ke jenjang sarjana harus menambah empat semester lagi dan biayanya justru lebih besar,” terang dia.
Dia berharap, PTV maupun mahasiswa dan masyarakat secara bersama-sama mau mendukung program peningkatan dari D3 ke jenjang sarjana terapan tersebut. Program sarjana terapan lebih memiliki daya jual baik pada industri maupun mahasiswa baru.
Baca juga: Kemendikbudristek: Program D2 jalur cepat dibuka tahun depan
Baca juga: Dirjen vokas sebut banyak peluang usaha dapat dirintis perempuan
Baca juga: Kemendikbudristek dorong kampus vokasi kerja sama dengan industri
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: