IHSG ditutup melemah dipimpin sektor teknologi dan properti
14 Desember 2021 16:39 WIB
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, ditutup melemah dipimpin sektor teknologi dan sektor properti & real estat.
IHSG ditutup melemah 47,23 poin atau 0,71 persen ke posisi 6.615,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,37 poin atau 0,36 persen ke posisi 940,35.
"Pasar saham Asia berfluktuasi di tengah kekhawatiran dari penyebaran varian baru virus corona dan menjelang keputusan The Fed pada pekan ini di mana pertemuan tersebut menjadi perhatian utama pelaku pasar," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Selasa.
Naiknya risiko dari penyebaran varian Omicron dan pandangan The Fed yang hawkish menurunkan kepercayaan diri pada pasar saham.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati dampak dari kebijakan tarif cukai hasil tembakau yang naik pada tahun depan dengan kenaikan rata-rata 12 persen. Konsumsi rokok setelah kenaikan tarif tersebut dinilai inelastis terhadap kenaikan harga.
Ada potensi terhadap penurunan konsumsi rokok, namun penurunannya dinilai tidak akan begitu signifikan. Jika melihat dampaknya terhadap penerimaan negara, kenaikan tarif cukai dinilai tentu akan bisa berdampak positif karena adanya potensi pendapatan yang lebih tinggi.
Dibuka menguat, IHSG langsung melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,08 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor barang konsumen primer masing-masing minus 1,32 persen dan minus 1,08 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor transportasi & logistik sebesar 4,72 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp262,92 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.269.224 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,95 miliar lembar saham senilai Rp11,32 triliun. Sebanyak 171 saham naik, 353 saham menurun, dan 153 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 207,85 poin atau 0,73 persen ke 28.432,64, indeks Hang Seng turun 318,63 poin atau 1,33 persen ke 23.635,95, dan indeks Straits Times meningkat 2,64 atau 0,08 persen ke 3.122,59.
Baca juga: IHSG diprediksi bergerak moderat menanti keputusan The Fed
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup naik, dipimpin sektor transportasi & logistik
Baca juga: IHSG diprediksi tembus ke level 7.600 pada 2022
IHSG ditutup melemah 47,23 poin atau 0,71 persen ke posisi 6.615,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,37 poin atau 0,36 persen ke posisi 940,35.
"Pasar saham Asia berfluktuasi di tengah kekhawatiran dari penyebaran varian baru virus corona dan menjelang keputusan The Fed pada pekan ini di mana pertemuan tersebut menjadi perhatian utama pelaku pasar," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Selasa.
Naiknya risiko dari penyebaran varian Omicron dan pandangan The Fed yang hawkish menurunkan kepercayaan diri pada pasar saham.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati dampak dari kebijakan tarif cukai hasil tembakau yang naik pada tahun depan dengan kenaikan rata-rata 12 persen. Konsumsi rokok setelah kenaikan tarif tersebut dinilai inelastis terhadap kenaikan harga.
Ada potensi terhadap penurunan konsumsi rokok, namun penurunannya dinilai tidak akan begitu signifikan. Jika melihat dampaknya terhadap penerimaan negara, kenaikan tarif cukai dinilai tentu akan bisa berdampak positif karena adanya potensi pendapatan yang lebih tinggi.
Dibuka menguat, IHSG langsung melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,08 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor barang konsumen primer masing-masing minus 1,32 persen dan minus 1,08 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor transportasi & logistik sebesar 4,72 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp262,92 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.269.224 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,95 miliar lembar saham senilai Rp11,32 triliun. Sebanyak 171 saham naik, 353 saham menurun, dan 153 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 207,85 poin atau 0,73 persen ke 28.432,64, indeks Hang Seng turun 318,63 poin atau 1,33 persen ke 23.635,95, dan indeks Straits Times meningkat 2,64 atau 0,08 persen ke 3.122,59.
Baca juga: IHSG diprediksi bergerak moderat menanti keputusan The Fed
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup naik, dipimpin sektor transportasi & logistik
Baca juga: IHSG diprediksi tembus ke level 7.600 pada 2022
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: