Makassar (ANTARA News) - Tiga pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan kompak menyampaikan keluhannya mengenai layanan selular Telkomsel karena merasa ikut dirugikan akibat sejumlah ganggunan dalam jaringan operator ini.
"Panggil itu Telkomsel," kata Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ashabul Kahfi yang tiba-tiba bersuara lantang mengeluhkan Telkomsel saat bincang-bincang dengan wartawan tentang perubahan Tata Tertib DPRD Sulsel di Makassar, Jumat.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulsel ini tidak bisa menerima alasan overload atau kelebihan kapasitas yang menyebabkan jaringan Telkomsel terganggu saat konsumen menelpon atau menyampaikan pesan pendek (SMS).
"Kalau overload, kenapa masih menjual nomor baru," ucapnya dengan nada kesal.
Sementara Ketua DPRD Sulsel, Moh Roem juga menyampaikan kekesalannya kepada operator seluler terbesar di Indonesia ini, karena pesan yang ia sampaikan terlambat sampai.
"Saya pernah SMS ke Pak Wakil Gubernur siang, tapi SMS-nya baru sampai pagi," ucap politisi Golkar ini.
Hal senada diutarakan, Wakil Ketua DPRD Sulsel Akmal Pasluddin yang mengeluhkan SMS terlambat sampai dan tujuan telepon yang kadang nyasar ke nomor lain.
"Saya telepon teman laki-laki, tapi perempuan yang terima, ini bisa dipertanyakan isteri," ucapnya.
Akmal yang juga Ketua DPW PKS Sulsel meminta Telkomsel untuk tidak terus-menerus memikirkan untung, dengan terus menjual kartu perdana disaat lagi oveload.
Menurut dia, Telkomsel bisa saja dituntut ke pengadilan oleh konsumen karena merugikan pelanggan.
"Saya meminta Komisi D untuk memanggil Telkomsel pekan depan," ucap Akmal yang dipercayakan menkoordinasi Komisi A dan Komisi D.
Sekitar seminggu sebelumnya, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga memanggil Pimpinan Telkomsel setempat karena tingginga keluhan pelanggan.
Menurut tiga pimpinan DPRD tadi, pemanggilan oleh gubernur tidak diperhatikan Telkomsel sebab sampai saat ini pelayanan masih buruk.
(ANTARA/S026)
Pimpinan DPRD Keluhkan Layanan Telkomsel
13 Mei 2011 14:21 WIB
Telkomsel (ANTARA News)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: