Jakarta (ANTARA News) - Operator pembangkit nuklir tua di Hamaoka di baratdaya Tokyo, Jumat pagi, mulai mematikan salah satu dari dua reaktor yang masih berfungsi, seorang pejabat pabrik mengatakan.

Pembangkit nuklir Hamaoka sudah lama diingatkan untuk dimatikan sementara karena berada dekat lempeng tektonik yang rawan gempa, selain letaknya yang relatif dekat dengan Tokyo.

Chubu Electric Power mulai memasang perangkat kendali ke dalam reaktor nomor empat Jumat pagi, prosedur pertama dalam kegiatan itu, kata Kazuhide Enoo, seorang pejabat di pabrik seperti dilaporkan media-media lokal.

"Kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik pagi hari, dan kemudian reaktor dijadwalkan sudah dalam kondisi non-kritis pada tengah hari ini," kata Enoo.

"Sejauh ini prosedur berjalan lancar karena tidak ada kendala yang ditemukan," katanya, menambahkan bahwa reaktor itu diharapkan dalam status "cold shutdown" dalam satu hari paling cepat.

Seismolog telah lama memperingatkan bahwa gempa besar bisa terjadi di kawasan Tokai baratdaya Tokyo dimana reaktor Hamaoka berada. Lokasi itu hanya 200 kilometer dari ibukota dan mega kota Tokyo.

Pabrik Hamaoka memiliki lima reaktor, namun hanya dua yang masih beroperasi--nomor empat dan lima. Reaktor satu dan dua, dibangun 1970-an, dihentikan pada 2009, dan tiga sedang menjalani perawatan.

Perusahaan itu juga berencana untuk mulai mematikan reaktor nomor lima pada Sabtu besok.

Standard and Poors Kamis kemarin menurunkan peringkat kredit Chubu Electric menjadi "A+" dari "AA-".

"Keputusan penghentian operasi pembangkit listrik tenaga nuklir Chubu Electric di Hamaoka akan menyebabkan profitabilitas dan proteksi arus kas (perusahaan itu) memburuk setidaknya dalam dua tahun," kata lembaga rating tersebut.

"Kami memperkirakan penurunan peringkatnya akan terus berlanjut, khususnya dalam indikator profil keuangan," katanya.

Dilaporkan hampir 12 persen output Chubu Electric untuk memasok pusat industri Jepang termasuk pabrik-pabrik mobil Toyota.

Pembangkit itu harus dimatikan, sementara dinding di pinggir laut ditinggikan dan langkah-langkah lain diambil untuk melindungi dari ancaman gempa besar dan tsunami.

Media setempat melaporkan penghentikan sementara operasi pembangkit itu akan berlangsung sekitar dua tahun.

Gempa besar Maret yang disusul tsunami di pantai timur laut Jepang menyebabkan 11 dari 55 reaktor nuklir Jepang secara otomatis ditutup, selain memicu krisis besar di fasilitas pembangkit Fukushima.

(S026/B010)