Jakarta (ANTARA) - Departemen Kesehatan dan Jaminan Sosial Inggris (DHSC) dan Kementerian Kesehatan RI menggelar Kelompok Kerja Bersama secara virtual pada Kamis (8/12) untuk memperkuat kerja sama di bidang kesehatan.

Untuk memenuhi komitmen dalam Nota Kesepahaman, Inggris dan Indonesia menandatangani perjanjian hibah tahun lalu dalam Kerja Sama Fleming Fund untuk pengawasan Antimicrobial Resistance (AMR) di Indonesia senilai 4,8 juta pound (sekitar Rp91,2 miliar).

"Inggris dan Indonesia telah berbicara dengan satu suara sejak awal pandemi. Kita semua bersama-sama, dan tidak ada yang aman sampai kita semua aman. Pandemi telah menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kerja sama kesehatan yang telah kami lakukan dengan Indonesia. Saya menyambut kelompok kerja ini sebagai langkah praktis untuk mengeksplorasi apa saja yang bisa kita lakukan lagi," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan keketuaan Indonesia di G20 adalah kesempatan bagi pemerintah Inggris untuk memperdalam kemitraan.

“Dengan bekerja sama, kita dapat mengatasi pandemi ini dengan lebih cepat dan lebih efektif. Itulah sebabnya pemerintah Inggris mendanai penelitian Oxford-AstraZeneca, di mana vaksin yang dikeluarkan memerlukan biaya. Karena itu, vaksin Oxford-AstraZeneca jauh lebih murah dibandingkan vaksin lainnya - dan karenanya, lebih dari setengah miliar dosis telah didistribusikan di seluruh dunia,” kata dia.

Contoh lain dari hal serupa adalah kontribusi Inggris untuk pemahaman ilmiah global tentang COVID-19 melalui uji coba 'pemulihan' yang terkemuka di dunia – yang telah menghasilkan beberapa informasi paling berguna tentang perawatan untuk melawan virus.

“Inggris juga telah menyediakan sekitar sepertiga dari semua jalur COVID-19 yang telah diurutkan genomnya secara global, membantu mengidentifikasi varian baru. Bersama-sama, kita bisa melawan secara lebih kuat,” kata dia.

Ia mengatakan kedua pemerintah menyambut baik keberhasilan kemitraan AMR Inggris dan Indonesia hingga saat ini. Inggris mengakui kepemimpinan Indonesia yang berkembang dalam penanganan AMR dan menyambut baik kesempatan untuk memajukan ambisi bersama dalam Keamanan Kesehatan Global melalui G20, yang berada di bawah Keketuaan Indonesia tahun ini.

Kedua pemerintah telah mengambil langkah besar dalam kerja sama dan perdagangan digitalisasi layanan kesehatan untuk mendukung transformasi dan efisiensi perawatan pasien, meningkatkan akses ke layanan untuk kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta memperkuat keamanan siber dan privasi data sistem kesehatan. Inggris dan Indonesia juga menyambut baik kerja sama yang sedang berlangsung dalam penguatan kapasitas tenaga kesehatan.

Kedua negara juga membahas pentingnya komitmen yang dibuat pada COP26 tentang Program Kesehatan COP26, yang menegaskan kembali perlunya kolaborasi internasional yang ambisius untuk membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan dan tahan iklim.

"Pandemi COVID-19 telah menyoroti pentingnya kolaborasi internasional untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit dengan lebih baik. Kemitraan yang sangat baik antara Inggris dan Indonesia di bawah Nota Kesepahaman ini adalah contoh bagaimana kerja sama kesehatan global dapat memiliki dampak yang signifikan dan bertahan lama untuk kepentingan warga di kedua negara kita, serta secara global," kata Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen di Departemen Kesehatan dan Jaminan Sosial Lord Kamall dalam keterangan pers Kedubes Inggris di Jakarta.

Baca juga: Duta Besar Inggris kunjungi PT PAL Indonesia
Baca juga: Indonesia-Inggris sepakati pembaruan MoU kerja sama pertahanan