Jakarta (ANTARA) - Museum Nasional Afghanistan akhirnya dibuka kembali bagi para pengunjung dari dalam maupun luar negeri untuk memperkenalkan sejarah dan peradaban negara itu, kata direktur museum tersebut, Mohammad Rahim Rahimi.

Sempat menjadi museum populer di kawasan itu untuk melestarikan kekayaan warisan budaya dari berbagai era dan peradaban kuno, Museum Nasional Afghanistan mengalami kerusakan parah dan banyak koleksinya dijarah selama pertempuran antarfaksi pada 1990-an.

"Untungnya tidak ada yang dicuri dan tidak ada yang rusak saat perubahan politik dan kami berhasil mempertahankan semuanya selama tiga bulan ini," ujar Rahimi.

Menurut Rahimi, meski telah dibuka kembali, jumlah pengunjung masih terbatas karena banyak yang tidak mengetahui tentang pembukaan kembali museum.

Warga Afghanistan yang terdampak perang menyaksikan transisi politik saat Taliban mengambil alih ibu kota, Kabul, pada 15 Agustus dan mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara pada 7 September.