Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi turun delapan poin menjadi Rp8.532 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.524, setelah mengalami kenaikan yang cukup berarti.

Analis PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, Kamis memperkirakan, rupiah terkoreksi hanya sementara, karena aksi lepas pelaku pasar untuk mencari untung.

Peluang rupiah untuk naik masih ada karena pelaku pasar memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate), katanya.

Menurut dia, BI akan tetap mempertahankan BI Rate dalam upaya mengantisipasi lajunya inflasi bulan April 2011.

"Kami optimis BI untuk sementara masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya . BI Rate diperkirakan pada akhir tahun 2011 akan naik hingga mencapai 7,25 persen, " katanya.

Irfan Kurniawan mengatakan, BI sebenarnya membiarkan rupiah berlanjut naik. Kenaikan rupiah itu menahan inflasi tetap terkendali.

BI memang cenderung mendorong pergerakan rupiah menguat lebih jauh yang sebelumnya sempat mendekati angka Rp8.500 per dolar, ucapnya.

Sementara itu, analis PT Bank Saudara Tbk, Ruly Nova, kenaikan rupiah yang sudah besar itu mendorong pelaku pasar mencoba melakukan aksi profit-taking (ambil untung).

"Kami memperkirakan rupiah masih terkoreksi, namun pasar akan berubah menjadi positif bila muncul isu yang mampu menggerakkan pasar," ucapnya.

Jadi rupiah pada siang nanti masih bergerak turun karena aksi jual cenderung makin menguat, tambahnya.
(*)