Jakarta (ANTARA News) - Presiden Barack Obama akan bisa mengirimkan pesan text peringatan bahaya ke semua ponsel di AS, dari seputar adanya ancaman teror hingga bencana alam, program yang masih dalam rencana yang diumumkan Selasa (10/5).
Seperti dikutip Telegraph, mulai tahun depan ponsel baru dan perangkat genggam lainnya akan diminta untuk dilengkapi dengan chip khusus untuk menerima peringatan, baik yang dikirim oleh negara maupun pihak berwenang setempat.
Para pengguna akan bisa memilih setiap jenis peringatan yang keluar kecuali peringatan yang datangnya dari Presiden Obama, kata pihak komisi komunikasi federal AS.
Sistem itu akan menyertakan peringatan mengenai anak yang hilang dan akan menghentikan lalu lintas telepon lainnya untuk mencegah tertundanya peringatan penting itu.
Obama, yang di juluki sebagai "texter-in-chief", akan menghadapi kritikan dari kaum libertarian atas kewajiban menerima peringatan presidensial itu.
Tetapi pejabat pemerintah memandang sistem itu, yang dikenal sebagai Personal Localized Alerting Network atau PLAN, sebagai sebuah kemajuan logis dari peringatan publik melalui radio dan televisi.
"Pelajaran yang dipetik dari peristiwa 11 September adalah pentingnya mendapatkan informasi yang jelas dan akurat bagi publik selama situasi krisis," kata Michael Bloomberg, walikota New York, dimana skema itu akan diterapkan pertama kali di sana tahun depan. Kemudian akan diperluas ke Washington dan kota-kota terbesar lainnya di AS.
Ia menyebut peringatan itu sebuah "lompatan quantum kedepan dalam penggunaan teknologi untuk membantu orang tetap aman,"
Peringatan itu akan memiliki sebuah sinyal dan getaran unik, ujar pihak berwenang dari lembaga manajemen darurat federal.
Pengumuman dari sistem peringatan darurat itu hadir setelah kematian Osama bin Laden dan peningkatan lanjut kepeduliaan keamanan di kota yang pernah diserang Al-Qaeda yang berdampak sangat menghancurkan hampir sepuluh tahun yang lalu.
(Yud/S026)
Obama Bisa Kirim Peringatan Teror ke Semua Ponsel AS
11 Mei 2011 23:30 WIB
Presiden AS Barack Obama. (FOTO ANTARA/REUTERS/Frank Franklin II/Pool)
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: